Top
Begin typing your search above and press return to search.

Kuatkan kolaborasi penanggulangan bencana, IABI gelar penguatan phentahelix

Kegiatan Indonesia Disaster Manajement Summit (IDMS) 2025 oleh Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia Dan Kebudayaan RI dalam rangka menguatkan kolaborasi multipihak dalam penanggulangan bencana serta menghimpun laporan capaian, tantangan, dan rekomendasi dari unsur pentahelix (pemerintah, lembaga usaha, masyarakat sipil, akademisi, dan media).

Kuatkan kolaborasi penanggulangan bencana, IABI gelar penguatan phentahelix
X

Sumbe foto: Efendi Murdiono/elshinta.com.

Kegiatan Indonesia Disaster Manajement Summit (IDMS) 2025 oleh Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia Dan Kebudayaan RI dalam rangka menguatkan kolaborasi multipihak dalam penanggulangan bencana serta menghimpun laporan capaian, tantangan, dan rekomendasi dari unsur pentahelix (pemerintah, lembaga usaha, masyarakat sipil, akademisi, dan media).

Acara yang berlangsung Selasa-Rabu, 2-3 Desember 2025 di Perpustakaan Nasional RI, Jl. Medan Merdeka Selatan No.11, Jakarta Pusat dengan tema “Membangun Budaya Tangguh Bencana”. Kegiatan ini dirancang sebagai forum tingkat tinggi untuk mempresentasikan hasil kerja pemangku kepentingan selama tahun 2025, memperkuat sinergi pentaheliks, serta menyusun rekomendasi strategis bagi perbaikan kebijakan penanggulangan bencana

nasional.

Kehadiran Dr. H. Suhari bersama beberapa rekan lainnya sebagai delegasi dari akademisi Ikan Ahli Bencana Indonesia (IABI) dengan maksud memberikan rekomendasi kepada pemerintah melalui kementerian terkait agar disampaikan kepada Presiden Prabowo Subianto, terkait persoalan bencana yang terjadi dibeberapa daerah seperti erupsi Gunung Semeru, bencana alam di Sumatra dan Aceh agar masyarakat yang ada meningkatkan kewaspadaan.

Daerah bencana yang kini menjadi perhatian serius pemerintah sedang dalam penanganan berada di Sumatra dan Aceh agar kedepannya masyarakat paham dan meningkatkan kewaspadaan adanya alih fungsi lahan menjadi rentan terancam bencana, yang ditopang dengan adanya informasi dari BMKG siklon tropis yang memicu terjadinya hujan deras disertai angin kencang.

"Kami menyampaikan informasi tersebut agar masyarakat di sana (Sumatra dan Aceh) perlu meningkatkan kewaspadaan karena dari pengamatan BMKG adanya siklon tropis yang terbangun secara mendadak menyebabkan terjadinya hujan yang disertai angin kencang, cuaca tersebut memicu terjadinya bencana daerah yang tanahnya labil," ucap H. Suhari melalui sambungan gadgetnya. Minggu (07/12).

Dalam pertemuan itu dihadiri Deputi Bidang Koordinasi Penanggulangan Bencana dan Konflik Sosial Lilik Kurniawan, yang mana untuk bahan tembusan penyampaian kepada Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (sebagai laporan). Dalam kegiatan itu juga di hadiri para pakar dan akademisi yang kompeten dalam memikirkan dan berbuat dalam hal penanganan kebencanaan.

Menyoroti keberadaan lembaga BPBD sebagai instansi koordinator, agar lebih intensif dalam melakukan pemetaan dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi potensi bencana yang ada disekitarnya. Mitigasi mempunyai pondasi kuat untuk menjadikan masyarakat tangguh bencana dengan adanya fasilitas papan peringatan, jalur evakuasi dan titik kumpul.

Dr. Suhari selain itu juga berharap bagi pelaku kebencanaan harus benar-benar mempunyai kompetensi dengan maksud agar pemerintah menyiapkan skill sebaik mungkin untuk menjawab tantangan ancaman bahaya bencana yang dapat mengancam keselamatan masyarakat, tentunya harus ada sekolah tinggi atau politeknik kebencanaan.

"Pemerintah diharapkan memikirkan skill pelaku kebencanaan sehingga mereka siap untuk bekerja di bidangnya dengan menyediakan sekolah tinggi atau politeknik kebencanaan," harapan sang doktor yang juga selalu dosen Fakultas Keperawatan Universitas Jember di Lumajang seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Efendi Murdiono, Senin (8/12).

Dr. Suhari dalam kegiatan yang mendampingi Ketua IABI Prof Harkuti P. Rahayu dalam kegiatan yang digelar selama dua hari itu banyak ilmu yang diserap dan disampaikan agar bidang kebencanaan di Indonesia benar-benar mampu meminimalisir dampak yang terjadi.

Phentahelix menjadi salah satu poin yang disampaikan Dr. Suhari dalam pertemuan itu, karena keberadaan itu akan mempermudah dari BPBD sebagai badan koordinator, phentahelix ada kekompakan yang harus dibangun dengan berbagai unsur-unsur lain salah satunya keberadaan relawan. "Kami harap keberadaan phentahelix ditingkatkan hingga keberadaan relawan agar permasalahan kebencanaan itu pemerintah tidak sendirian hadir," kata H. Suhari kepada Efendi yang mewawancarai.

Dalam pertemuan itu di tutup oleh Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI Pratikno, dalam mengakhiri sambutannya mengatakan masukan yang disampaikan melalui kegiatan itu akan disampaikan kepada Presiden Prabowo Subianto sehingga pengelolaan dan kebijakan terkait kebencanaan tetap dan strategis.

"Dari penutupan yang disampaikan Pak Pratikno itu akan disampaikan ke Presiden, Insaalloh dalam waktu dekat IABI untuk menghadap kepada Presiden Prabowo," pungkasnya

Sumber : Radio Elshinta

Related Stories
Next Story
All Rights Reserved. Copyright @2019
Powered By Hocalwire