Pemerintah kebut distribusi 1.638 ton bantuan logistik ke Sumatera
Pemerintah mempercepat penyaluran bantuan logistik bagi warga terdampak bencana di Sumatra dengan mengoptimalkan seluruh jalur distribusi, kata Staf Khusus Wakil Presiden, Nico Harjanto.

Sumber foto: Antara/elshinta,com.
Sumber foto: Antara/elshinta,com.
Pemerintah mempercepat penyaluran bantuan logistik bagi warga terdampak bencana di Sumatra dengan mengoptimalkan seluruh jalur distribusi, kata Staf Khusus Wakil Presiden, Nico Harjanto.
Dalam keterangannya di Jakarta, Rabu, dia menyampaikan, hingga 9 Desember 2025, sebanyak 1.638,96 ton bantuan telah dikirimkan melalui jalur darat, laut, dan udara untuk memastikan kebutuhan dasar masyarakat terpenuhi tanpa penundaan.
"Seluruh moda distribusi dioptimalkan agar bantuan dapat menjangkau masyarakat terdampak secepat mungkin," katanya melalui Sekretariat Wakil Presiden.
Menurut dia, pemerintah memaksimalkan moda transportasi darat, laut, dan udara, agar bantuan dapat menjangkau wilayah yang paling sulit diakses.
“Instruksinya jelas, bantuan harus sampai secepat mungkin. Tidak boleh ada jeda dalam pemenuhan kebutuhan warga,” ujarnya.
Ia bilang, Kementerian Sosial (Kemensos) menjadi garda terdepan dalam pendistribusian bantuan tersebut.
Ribuan paket makanan siap saji, makanan anak, kasur, selimut, tenda keluarga, hingga pasokan air bersih telah dikirim ke titik-titik pengungsian.
Di lapangan, kata dia, ribuan personel Taruna Siaga Bencana (Tagana) bekerja tanpa henti menjalankan operasi kemanusiaan untuk memenuhi kebutuhan mendesak penyintas banjir.
Sebanyak 39 dapur umum siaga memproduksi ratusan ribu porsi makanan setiap hari, sementara 101 ton beras didistribusikan secara harian.
Menurut dia, Tagana dan seluruh relawan menjadi tulang punggung pelayanan di lapangan dalam penyaluran bantuan, sehingga tidak ada warga yang kekurangan makanan.
Ia menegaskan bahwa percepatan distribusi logistik ini merupakan bagian dari upaya menyeluruh pemerintah dalam menjaga keselamatan dan ketahanan warga selama masa tanggap darurat.
“Dengan energi kolektif dari pemerintah pusat hingga daerah, pemulihan diharapkan berlangsung cepat, inklusif, dan memberi keyakinan masyarakat bahwa kita dapat bangkit bersama," ujarnya.




