Pemerintah super cepat tangani pascabencana: jalan nasional dan jembatan mayoritas pulih

Konpers penanganan pascabencana Sumatra, di Posko Terpadu Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (29/11/2025)
Konpers penanganan pascabencana Sumatra, di Posko Terpadu Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (29/11/2025)
Pemerintah menegaskan kecepatan penanganan dan pemulihan pascabencana di Provinsi Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat. Dalam waktu satu bulan sejak bencana, berbagai sektor strategis berhasil dipulihkan, mulai dari infrastruktur, perumahan, kesehatan, hingga perekonomian.
Hal itu dikatakan Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya dalam konferensi pers di Posko Terpadu Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (29/12/2025).
“Bencana ada di tiga provinsi, terdampak 52 kabupaten. Ada 78 jalan nasional yang putus. Dalam satu bulan, dari 78 itu tinggal enam yang masih proses penyambungan, empat di Aceh, satu di Sumatra Barat, dan satu di Sumatra Utara,” ujar Seskab Teddy.
Selain jalan nasional, pemulihan jembatan menjadi fokus utama pemerintah guna membuka kembali jalur distribusi logistik antarwilayah. Menurut Teddy, jembatan dengan bentang sungai lebar berhasil disambung dalam waktu singkat.
“Per sekarang, satu bulan, ada 12 jembatan dengan lebar sungai di atas 50 meter yang sudah tersambung. Bahkan di Bireuen, Aceh, panjangnya mencapai 180 meter,” katanya.
Teddy menegaskan, prioritas pembangunan jembatan dilakukan agar akses logistik dapat kembali normal. Untuk wilayah yang belum tersambung sepenuhnya, distribusi masih dibantu melalui jalur udara.
Di sektor perumahan, pemerintah mempercepat pembangunan hunian bagi warga terdampak. Dalam waktu dekat, ratusan unit hunian sementara ditargetkan rampung, disertai rencana pembangunan besar-besaran hunian tetap.
“Dalam satu bulan ini, seminggu ke depan akan ada 600 rumah hunian yang selesai. Dari BNPB juga ada 450 hunian. Selain itu, Bapak Presiden menginstruksikan kepada Kepala Danantara untuk membangun 15.000 rumah hunian secepat-cepatnya,” ucap Seskab Teddy.
Sementara itu, sektor kesehatan menunjukkan pemulihan signifikan. Seluruh rumah sakit yang sempat lumpuh kini kembali melayani pasien, meski sebagian belum beroperasi secara penuh. Dari 867 puskesmas yang terdampak, kini hanya tersisa delapan puskesmas yang masih dalam tahap pemulihan.
Pemulihan juga mulai terlihat di sektor pendidikan dan perekonomian. Sejumlah pasar tradisional telah kembali beroperasi dan aktivitas ekonomi masyarakat perlahan berjalan.
Menurut Seskab Teddy, kecepatan pemulihan ini tidak terlepas dari arahan Presiden Prabowo Subianto sejak awal masa tanggap darurat, serta kuatnya semangat gotong royong di lapangan.
“Bapak Presiden sejak awal menginstruksikan agar pemulihan dilakukan secepat mungkin. Ini bisa terwujud karena petugas, warga, dan relawan di lapangan bekerja bersama, saling bantu, dan bergotong royong,” tuturnya.
Pemerintah memastikan pemulihan satu bulan pertama ini menjadi fondasi penting untuk memasuki fase rekonstruksi jangka menengah dan panjang, guna memastikan masyarakat terdampak dapat pulih dan bangkit kembali.
Penulis: Hutomo Budi/Ter




