Top
Begin typing your search above and press return to search.

Ratusan hektare tanaman padi petani di Secanggang puso diterjang banjir

Ratusan hektare sawah yang sudah ditanami padi berumur 1-21 hari dari sejumlah desa di Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, dinyatakan puso Dampak Perubahan Iklim (DPI) akibat dari curah hujan dengan intensitas tinggi yang menyebabkan banjir.

Ratusan hektare tanaman padi petani di Secanggang puso diterjang banjir
X

Sumber foto: M Salim/elshinta.com.

Ratusan hektare sawah yang sudah ditanami padi berumur 1-21 hari dari sejumlah desa di Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, dinyatakan puso Dampak Perubahan Iklim (DPI) akibat dari curah hujan dengan intensitas tinggi yang menyebabkan banjir. Hal itu disampaikan PPL Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Secanggang, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Kabupaten Langkat, Marlina, Kamis (11/12).

PPL Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat Marlina saat ditemui, mengatakan dimana hasil dari monitoring keliling dampak perubahan iklim akibat curah hujan yang sangat tinggi yang menyebabkan air banjir di areal persawahan di Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat dari tanggal 23 November 2025.

"Ya banjir lumayan besar sehingga seluas 668 hektare lahan persawahan dari 10 desa di kecamatan Secanggang yang baru ditanami padi umur 1-21 hari tenggelam sehingga dipastikan puso," ujar Marlina seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, M Salim, Kamis (11/12).

Adapun tanaman padi warga desa yang terendam banjir atau puso adalah Desa Karang Anyar 63 hektare, Desa Kepala Sungai 129 hektare, Desa Teluk 52 hektare, Desa Telaga Jernih 28 hektare, Desa Pantai Gading 11 hektare, Desa Secanggang 90 hektare, Desa Selotong 66 hektare, Desa Perkotaan 172 hektare, Desa Karang Gading 53 hektare dan Desa Suka Mulia 4 hektare.

Selanjutnya dijelaskan Marlina luas tanam tahun ini 768 hektare yang terdampak banjir 693 hektare kemudian yang dinyatakan puso 668 hektare.

Marlina menambahkan pihak Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Langkat berupaya mengusulkan bantuan benih untuk petani yang tanaman padinya dinyatakan puso.

Misran (46) salah seorang petani di Desa Telaga Jernih, mengaku tanaman padinya seluas setengah hektare lebih dengan usia tanam 21 hari habis mati terendam banjir dan dia harus menyemai benih kembali untuk ditanam ulang di sawah tadah hujan miliknya.

"Tanaman padi saya habis mati tenggelam diterjang banjir dan saya sudah membeli benih lagi untuk di semaikan, takut terlambat kekeringan gak bisa nanam lagi, biasanya begitu, namanya sawah tadah hujan ya harus mengikut kearifan lokal disini dalam membaca cuaca," ujarnya lirih.

Sumber : Radio Elshinta

Related Stories
Next Story
All Rights Reserved. Copyright @2019
Powered By Hocalwire