Sekitar 500 KK di Mataram terdampak abrasi pantai
Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), menyebutkan sekitar 500 Kepala Keluarga (KK) di Kecamatan Ampenan, terdampak abrasi pantai dengan ketinggian gelombang 5-6 meter pada Jumat (31/10/2025) dan hingga saat ini belum bisa melaut.

Sumber foto: Antara/elshinta.com.
Sumber foto: Antara/elshinta.com.
Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), menyebutkan sekitar 500 Kepala Keluarga (KK) di Kecamatan Ampenan, terdampak abrasi pantai dengan ketinggian gelombang 5-6 meter pada Jumat (31/10/2025) dan hingga saat ini belum bisa melaut.
"Sebanyak 500 KK tersebut merupakan nelayan yang tinggal di pesisir pantai di Kecamatan Ampenan," kata Camat Ampenan Kota Mataram Muzakir Walad di Mataram, Selasa.
Sejak abrasi akhir pekan lalu hingga saat ini, lanjut dia, nelayan di pesisir Pantai Ampenan seperti Lingkungan Melayu, Bangsal, Kampung Bugis, Pondok Prasi dan Bintaro Jaya, dan lainnya, belum bisa melaut karena gelombang di perairan Pantai Ampenan masih tinggi.
Namun secara fisik rumah nelayan tersebut tidak ada mengalami kerusakan, air hanya masuk ke gang-gang rumah warga dan membawa sampah.
Kecuali ada satu rumah yang terdampak, kata dia, karena sudah masuk sempadan pantai dan jauh-jauh sebelumnya warga tersebut sudah diingatkan oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) terkait batas sempadan pantai.
"Untuk fasilitas publik sejauh ini tidak ada terdampak, termasuk untuk jalan," katanya.
Terkait dengan itu, lanjutnya, sejauh ini warga nelayan masih bisa beraktivitas seperti biasa meskipun belum bisa melaut, dan untuk penyiapan dapur umum belum dinilai mendesak.
Menurutnya, upaya pencegahan abrasi pantai dengan sistem riprap yang dilakukan Pemkot Mataram awal tahun 2025 dan ditambah dengan pemasangan batu boulder sudah maksimal untuk penanganan parsial atau kasuistik pada kejadian.
Namun untuk penanganan jangka panjang atau permanen, menurut dia, hal tersebut bukan solusi sebab untuk penanganan permanen yang dibutuhkan berupa selter pemecah ombak.
"Program pembangunan selter pemecah ombak terus kami gaungkan, agar warga pesisir di Pantai Ampenan bisa bebas dari abrasi pantai," katanya.
Selter pemecah ombak, katanya, merupakan bangunan yang berada di tengah atau sekitar 30 meter dari sempadan pantai dan bisa untuk menambatkan perahu nelayan.
"Jika sudah ada selter pemecah ombak, Insya Allah nelayan di Pantai Ampenan bisa aman dari dampak gelombang pasang," katanya.




