Top
Begin typing your search above and press return to search.

Tebing di lereng Merbabu longsor, akses jalan antar desa di Boyolali terputus

Sedikitnya lima puluhan warga dari sejumlah dukuh di Desa Jrakah, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Kamis (6/11) dikerahkan ke lokasi bencana alam longsor. Mereka bergotong royong mengevakuasi material longsor yang menutup akses jalan antar desa. Material longsor berupa tanah dan bongkahan batu batu besar berdiameter sekitar 2x4 meter menutup akses jalan antar Desa Jrakah dan Desa Lencoh.

Tebing di lereng Merbabu longsor, akses jalan antar desa di Boyolali terputus
X

Sumber foto: Sarwoto/elshinta.com.

Sedikitnya lima puluhan warga dari sejumlah dukuh di Desa Jrakah, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Kamis (6/11) dikerahkan ke lokasi bencana alam longsor. Mereka bergotong royong mengevakuasi material longsor yang menutup akses jalan antar desa. Material longsor berupa tanah dan bongkahan batu batu besar berdiameter sekitar 2x4 meter menutup akses jalan antar Desa Jrakah dan Desa Lencoh.


Longsor pada tebing setinggi sekitar 90 M di lereng Gunung Merbabu tersebut memutus jalur dan menyebabkan sekitar 192 KK atau 364 jiwa desa Jrakah, harus mencari jalur alternatif sejauh 10 kilo meter untuk bisa keluar masuk desa.

Pantauan Kontributor Elshinta, Sarwoto di lokasi kejadian, dengan menggunakan peralatan manual seperti linggis, cangkul dan palu, warga beramai-ramai mendorong dan mencongkel bongkahan batu untuk dipinggirkan. Namun karena bongkahan batu yang besar, upaya warga tidak berhasil dan harus mendatangkan alat berat.

Kepala Desa Jrakah, Tumar mengatakan, longsor terjadi pada Rabu (5/11) sore akibat hujan deras yang terjadi sejak pagi dan baru reda pada sore jelang petang. "Dengan adanya kejadian ini, aktifitas warga yang pulang dari kerja, terganggu. Mereka harus memutar sekitar 10 kilo meter atau mengelilingi bukit untuk menuju ke rumah. Selain itu kondisi jalur sangat sempit untuk dilalui kendaraan.

Tumar juga mengatakan, tak hanya warga sekitar yang terganggu akibat kejadian ini. Namun juga sejumlah guru sekolah dasar terpaksa harus berjalan puluhan kilometer mengelilingi bukit untuk bisa menembus ke tempat mengajar.


"Kami sudah lapor kejadian ini ke pihak BPBD setempat, agar membantu membuka jalan dengan alat berat. Karena sangat tidak mungkin warga mengevakuasi material longsor secara manual. Hal ini mengingat bongkahan batu yang besar," kata Tumar.

Sementara itu Kepala BPBD Kabupaten Boyolali Suratno mengatakan, melihat material longsor yang begitu besar, tidak mungkin dilakukan bergotong royong secara manual oleh warga, sehingga harus memerlukan bantuan alat berat.

"Mengingat kondisi cuaca, kami mengimbau kepada semua kepala desa di wilayah rawan bencana alam di Selo, agar meningkatkan kewaspadaan guna menghindari hal-hal yang tak diinginkan," ujar Suratno.

Sumber : Radio Elshinta

Related Stories
Next Story
All Rights Reserved. Copyright @2019
Powered By Hocalwire