Menteri PU siagakan alat berat bantu evakuasi Ponpes Al Khoziny
Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo telah menyiagakan alat berat untuk membantu evakuasi bangunan mushala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, di Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur.

Sumber foto: Antara/elshinta.com.
Sumber foto: Antara/elshinta.com.
Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo telah menyiagakan alat berat untuk membantu evakuasi bangunan mushala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, di Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur.
"Kemarin baru boleh masuk alat-alat berat, alat berat kita sudah disiagakan (stand by) di sana, namun untuk sementara saat ini (fokus) pada tanggap darurat terlebih dahulu," ujar Dody, di Jakarta, Jumat.
Saat ini berbagai pihak, katanya lagi, berfokus pada tanggap darurat bangunan mushala ambruk di Ponpes Al Khoziny.
"Ini fokus tanggap darurat dulu, nanti setelah selesai baru kita kemudian bicara masalah kenapa sampai kejadian ini terjadi dan bagaimana supaya ke depan tidak terjadi lagi," kata Dody.
Terkait soal Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) pengelolaannya di pemerintah daerah (pemda) masing-masing. Menurut dia, Kementerian PU hanya menyiapkan sistemnya dan jika terkait PBG, maka Kementerian PU selalu melibatkan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
"Karena ponpes di bawah Kementerian Agama jadi kita mesti duduk bertiga, yakni Kementerian Agama, Kemendagri, dan kita Kementerian PU sebagai yang mengelola sistemnya, tapi bertiga harus aktif jadi bagaimana supaya ke depan peristiwa ini tidak terjadi lagi," katanya pula.
Operasi pencarian dan pertolongan (SAR) terhadap korban runtuhnya bangunan Ponpes Al Khoziny di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, mulai Kamis memasuki tahap evakuasi korban meninggal dunia dengan bantuan alat berat.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto mengatakan bahwa keputusan itu diambil setelah tim SAR gabungan tidak lagi menemukan tanda-tanda kehidupan di bawah reruntuhan bangunan empat lantai tersebut.
Berdasarkan data BNPB, hingga Kamis sore tercatat total 108 korban telah dievakuasi. Dari jumlah tersebut, 30 orang masih dirawat di rumah sakit, 73 orang sudah diperbolehkan pulang, lima meninggal dunia, sementara 58 orang lainnya masih dalam pencarian.