Top
Begin typing your search above and press return to search.

Polisi tangkap 11 demonstran dalam aksi unjuk rasa di Gorontalo

Sejumlah sebelas orang demonstran ditangkap Polisi dalam aksi unjuk rasa di kawasan Simpang Lima Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo pada Senin malam (1/9).

Polisi tangkap 11 demonstran dalam aksi unjuk rasa di Gorontalo
X

Sumber foto: Antara/elshinta.com.

Sejumlah sebelas orang demonstran ditangkap Polisi dalam aksi unjuk rasa di kawasan Simpang Lima Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo pada Senin malam (1/9).

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Gorontalo Kombes Pol. Desmont Harjendro di Gorontalo, Selasa mengatakan saat ini sebelas orang tersebut masih ditahan di Polda Gorontalo dan menjalani pemeriksaan.

"Mereka saat ini masih dimintai keterangan dan kami pastikan semuanya dalam kondisi sehat," ucap Kombes Pol. Desmont.

Terkait peran dari masing-masing pendemo yang diamankan tersebut, saat ini penyidik kepolisian masih melakukan pendalaman.

Menurutnya alasan penangkapan tersebut karena telah terjadi perusakan dan pembakaran yang dilakukan oleh massa aksi, termasuk pos polisi yang berada di sekitar lokasi berlangsungnya aksi.

Selain itu, massa pengunjuk rasa juga telah melewati batas waktu aksi, sebagaimana yang tertulis dalam peraturan penyampaian pendapat di muka umum.

"Mereka yang ditahan dalam kondisi sehat dan masih dimintai keterangan. Jika ada perkembangan terkait hal ini, kita akan segera informasikan ke publik," katanya.

Sejumlah mahasiswa yang berunjuk rasa dan personil polisi mengalami luka-luka dalam peristiwa yang terjadi pada 1 September 2025 itu.

"Mobil kami yang digunakan untuk orasi dikejar oleh polisi dan dihentikan, saya terjatuh dari mobil itu dan melihat ada yang sempat menodongkan senjata dalam jarak dekat. Kepala saya terbentur dan saya dibantu oleh teman untuk mengamankan diri," ujar salah seorang mahasiswa, yang ditemui di salah satu rumah sakit di Kota Gorontalo.

Ia kemudian dibawa oleh seorang temannya untuk mendapatkan perawatan di rumah sakit, karena bagian hidung dan kepalanya sakit akibat benturan dalam insiden tersebut.

Peserta unjuk rasa lainnya, Ferdy mengungkapkan pembubaran masa aksi terjadi setelah pihaknya berhenti sejenak melakukan unjuk rasa di simpang lima.

"Waktu itu kami break aksi karena sedang adzan magrib. Tapi tiba-tiba ada satu orang yang melemparkan botol plastik ke arah polisi. Dari situ polisi menembakkan gas air mata dan water canon. Padahal kami tidak berniat untuk membuat rusuh aksi ini dan tuntutan kami adalah menghadirkan Forkopimda dan gubernur untuk menemui massa aksi," ungkapnya.

Sumber : Antara

Related Stories
Next Story
All Rights Reserved. Copyright @2019
Powered By Hocalwire