Biaya perawatan korban pesantren ambruk ditanggung Pemkab Situbondo
Wakil Bupati Situbondo, Jawa Timur, Ulfiyah mengemukakan biaya perawatan santriwati korban ambruknya atap bangunan asrama pesantren ditanggung oleh pemerintah daerah setempat.

Sumber foto: Antara/elshinta.com
Sumber foto: Antara/elshinta.com
Wakil Bupati Situbondo, Jawa Timur, Ulfiyah mengemukakan biaya perawatan santriwati korban ambruknya atap bangunan asrama pesantren ditanggung oleh pemerintah daerah setempat.
Atap asrama putri Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Syekh Abdul Qodir Jaelani Desa Blimbing, Kecamatan Besuki, ambruk dan mengakibatkan seorang santriwati meninggal dan 18 korban lainnya luka-luka.
"Selain menanggung biaya perawatan santriwati yang saat ini menjalani perawatan medis di rumah sakit, untuk perbaikan atap bangunan asrama putri pesantren akan menggunakan dana dari Biaya Tak Terduga atau BTT," kata Wabup Ulfiyah saat mengunjungi korban di RSUD Besuki Situbondo, Rabu.
Ia menyampaikan bahwa Pemkab Situbondo juga telah berkoordinasi dengan sejumlah pihak termasuk Kementerian Agama dan pihak terkait lainnya untuk langkah-langkah pemulihan atap bangunan asrama putri pesantren tersebut.
Menurut Wabup Ulfiyah, pemerintah daerah akan mempercepat proses renovasi bangunan asrama putri pondok pesantren dengan memanfaatkan dana BTT.
"Jadi, kami akan mempercepat pemulihan pembangunan melalui Biaya Tak Terduga (BTT), itu pesan Mas Rio (Bupati Situbondo) untuk disampaikan kepada pengasuh pesantren," tuturnya.
Dari pantauan, Wabub Ulfiyah mengunjungi santriwati yang masih menjalani rawat inap di RSUD Besuki, dan ke rumah duka mendiang Putri (13) santriwati yang meninggal setelah tertimpa reruntuhan atap bangunan.
Informasi dihimpun ANTARA, insiden ambruknya salah satu atap bangunan asrama putri pesantren itu terjadi pada Rabu dini hari sekitar pukul 1.00 WIB, saat semua santriwati tengah beristirahat, dan setelah hujan disertai angin atap bangunan ambruk menimpa para santriwati yang sedang tidur.
Dari 19 orang santriwati itu, satu korban meninggal, dua korban menjalani perawatan medis di RSUD Besuki, sedangkan belasan santriwati lainnya mengalami luka ringan.
Sampai saat ini Kepolisian Resor Situbondo masih menunggu hasil penyelidikan lanjutan untuk memastikan penyebab ambruknya atap bangunan asrama putri pondok pesantren itu.




