Top
Begin typing your search above and press return to search.

11 Oktober 1862: Wafatnya Pangeran Antasari, pahlawan dari tanah Banjar

11 Oktober 1862: Wafatnya Pangeran Antasari, pahlawan dari tanah Banjar
X

Potret Pangeran Antasari yang tercetak pada uang kertas 2000 Rupiah edisi 2009. (Wikimedia Commons)

Pahlawan nasional Pangeran Antasari wafat pada 11 Oktober 1862 di Bayan Begok, Kalimantan Selatan, setelah bertahun-tahun memimpin perjuangan rakyat Banjar melawan kolonial Belanda. Kabar meninggalnya sang pejuang menandai berakhirnya salah satu perlawanan lokal terbesar di Nusantara pada abad ke-19.

Pangeran Antasari, yang lahir sekitar tahun 1797 di Kayu Tangi (kini wilayah Banjarmasin), dikenal sebagai pemimpin kharismatik yang menolak tunduk kepada kekuasaan Belanda. Ia merupakan keturunan langsung Kesultanan Banjar dan menjadi simbol perlawanan rakyat Kalimantan Selatan setelah Belanda mencampuri urusan tahta kerajaan pada pertengahan 1800-an.

Sejak Perang Banjar meletus pada tahun 1859, Pangeran Antasari memimpin berbagai serangan terhadap pasukan Belanda di daerah pedalaman Kalimantan. Bersama para pejuang dan rakyat, ia mengobarkan semangat perjuangan dengan seruan legendarisnya: "Hidup untuk Allah dan mati melawan kafir!"

Namun, kondisi kesehatannya memburuk akibat penyakit cacar di tengah masa perjuangan. Setelah jatuh sakit, ia berpulang pada 11 Oktober 1862. Meski wafat, semangatnya tidak padam — perlawanan rakyat Banjar terus berlanjut hingga bertahun-tahun kemudian.

Sebagai bentuk penghargaan atas jasa dan perjuangannya, pemerintah Indonesia menetapkan Pangeran Antasari sebagai Pahlawan Nasional pada 27 Maret 1968. Namanya kini diabadikan sebagai nama jalan, universitas, dan berbagai lembaga di Kalimantan Selatan.

Sumber : Sumber Lain

Related Stories
Next Story
All Rights Reserved. Copyright @2019
Powered By Hocalwire