22 September 1985: Pesawat Merpati Nusantara alami pecah ban di Bandara Ngurah Rai
Hari Ini dalam Sejarah

22 September 1985: Pesawat Merpati Nusantara alami pecah ban di Bandara Ngurah Rai
22 September 1985: Pesawat Merpati Nusantara alami pecah ban di Bandara Ngurah Rai
Hari ini 40 tahun yang lalu tepatnya 22 September 1985, Pesawat Merpati Nusantara F-27 Pulau Madura penerbangan Bandung-Surabaya-Denpasar mengalami kecelakaan. Melalui kanal berita, 23 September 1985, pesawat Merpati mengalami pecah ban roda belakang di Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Bali, pada pukul 12.30 waktu setempat. Keempat ban roda belakang pesawat bernomor penerbangan MZ 340 itu meledak ketika menyentuh landasan pacu bagian timur bandara.
Pesawat itu masih menggelinding sekitar 100 meter lagi sebelum berhasil dihentikan oleh kapten pilot Rony K. Cuaca di Ngurah Rai pada waktu peristiwa terjadi, cukup cerah. Tidak ada korban di antara 26 penumpang dan lima awak pesawat. Namun kecelakan ini mengakibatkan terjadinya penundaan sejumlah penerbangan yang hendak berangkat dan yang akan tiba di Bandara Ngurah Rai.
Sampai pukul 16.45 ketika pesawat Merpati itu akhirnya dapat disingkirkan dari jalur landas pacu, sebanyak 6 penerbangan tertunda keberangkatannya dari Denpasar dan 5 pesawat yang hendak mendarat terpaksa dialihkan ke Surabaya. Keenam penerbangan yang tertunda keberangkatannya adalah GA 663 jurusan Jakarta-Singapura, GA 605 jurusan Surabaya dan Semarang, GA 635 jurusan Yogyakarta, GA 871 jurusan Jakarta, Qantas jurusan Perth (Australia) dan Merpati jurusan Malang-Jakarta. Termasuk mengalami penundaan keberangkatannya adalah rombongan Menaker kala itu, Sudomo. Sedangkan pesawat-pesawat yang tertunda kedatangannya adalah pesawat GA 611 dari Kupang, GA 871 dari Sidney-Melbourne, GA 613 dari Dili dan Kupang, GA 632 dari Yogyakarta dan Merpati dari Mataram.
Para teknisi Garuda, Qantas dan JAL ikut membantu teknisi Merpati menyingkirkan pesawat dari landas pacu. Namun kesulitan dialami dalam usaha mngganti ban luar yang pecah, karena menurut Manajer Distrik Merpati di Ngurah Rai, Martopo, sulit memasukkan alat dongkrak di antara keempat ban yang pecah.