Grup Eurasia, perusahaan konsultasi politik terkenal belakangan ini mengumumkan laporan Sepuluh Resiko Terbesar Dunia 2021 dengan menempatkan AS yang retak pada urutan pertama. Laporan ini mengatakan, serangkaian masalah antara lain ekstrimisasi politik yang muncul di dalam negeri AS dan sistem demokratik terjerumus dalam dalam kesulitan, ketidak-adilan sosial serta kebijakan diplomatik yang gagal membuat negara adikuasa ini sulit kembali ke jalur yang tepat, sedangkan sebuah negara adikuasa yang retak akan merepotkan semua orang.
Dari negara perkasa nomor satu sampai resiko yang terbesar di dunia, apa gerangan yang terjadi di AS yang pernah menobatkan diri sebagai pemimpin global?
Pertama, kontradiksi di dalam negeri AS terus bertumpuk dan menggawat dalam wabah Covid-19 kali ini dan mendampak kestabilan AS sendiri.
Kedua, keretakan masyarakat AS memperuncing ekstrimisasi politik, AS terperosok dalam kesulitan sistematis. Dalam tiga tahun yang lalu, bentrokan antara kekuatan politik sayap kiri dan kanan terus menggawat dan mencapai suatu level yang tinggi pada tahun ini.
Terakhir, dalam beberapa tahun yang lalu, reputasi AS di dunia mengalami pukulan berat. Selama tiga tahun lebih yang lalu, pemerintah Trump dalam skala besar mengubah kebijakan diplomatik pemerintah Obama yang menganjurkan kerja sama global dan multilateralisme, melainkan menjalankan kebijakan diplomatik “America First” dan unilateralisme. Salah satu titik berat diplomasi AS adalah mengundurkan diri dari organisasi internasional dan konvensi internasional.
Padahalnya, dalam sembilan resiko global lain yang dikemukakan Grup Eurasia, terdapat banyak topik berhubungan dengan AS. AS kini justru seperti seorang pria mabok yang memegang senjata berat, dan entahlah mana yang akan ditembaknya selanjutnya.