VOA Indonesia - Jerman Tuduh Rusia Gunakan Energi sebagai Senjata
Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck, Kamis (12/5) menuduh Rusia menggunakan energi sebagai "senjata", setelah Moskow menjatuhkan sanksi pada perusahaan energi Barat dan memperlambat aliran gas ke Eropa.
"Harus dikatakan bahwa situasinya sedang memuncak, sedemikian rupa sehingga penggunaan energi sebagai senjata sekarang direalisasikan di beberapa daerah," kata Habeck kepada wartawan di Berlin.
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba, dalam kunjungannya ke ibu kota Jerman, mengatakan Moskow telah menunjukkan dirinya sebagai pemasok yang tidak dapat diandalkan.
Kuleba mendesak Eropa untuk mengakhiri ketergantungan beratnya pada gas Rusia yang membantu membiayai mesin perang Moskow.
"Oksigen energi untuk Rusia ini harus dimatikan dan itu sangat penting bagi Eropa," kata Kuleba pada konferensi pers bersama dengan Habeck.
"Eropa harus menghentikan ketergantungan penuh pada gas Rusia, karena Rusia telah menunjukkan ... Rusia bukan mitra yang bisa diandalkan dan Eropa tidak bisa mengharapkannya," tambahnya.
Rusia, Kamis mengatakan akan berhenti mengirim gas alam lewat jalur Polandia, bagian dari pipa Yamal-Eropa untuk membalas sanksi Barat atas invasinya ke Ukraina.
Langkah itu dilakukan sehari setelah Rusia mengeluarkan dekrit pemerintah yang menjatuhkan sanksi pada 31 perusahaan energi Uni Eropa, AS, dan Singapura.
Sebagian besar dari perusahaan-perusahaan itu milik kelompok Gazprom Germania anak perusahaan raksasa energi Rusia Gazprom.
Sanksi tersebut termasuk larangan transaksi dan masuknya kapal ke pelabuhan Rusia kepada perusahaan yang terkena dampak.
Sementara itu, para operator Kamis melaporkan penurunan pasokan gas dari Rusia melalui Ukraina untuk hari kedua, setelah Kyiv mengatakan akan menghentikan aliran melalui pipa transit utama di Ukraina timur yang disebut Sokhranivka karena daerah itu tidak lagi di bawah kendali Ukraina.
Tetapi Gazprom membantah ada kasus di pihak Ukraina untuk menyebutnya "situasi di luar kendali" dan mengatakan tidak mungkin untuk mengalihkan semua pasokan melalui pipa Ukraina lainnya. [my/ka]
Jumat, 20 Mei 2022 - 11:13 WIB
Pemerintah Selandia Baru, Kamis (19/5), mengatakan akan membagikan ratusan dolar tambahan kepada leb...
Jumat, 20 Mei 2022 - 11:13 WIB
Departemen Kesehatan Masyarakat Massachusetts Rabu (18/5) mengatakan telah mengukuhkan satu kasus in...
Jumat, 20 Mei 2022 - 11:13 WIB
Uji coba obat suntik antiretroviral sedang berlangsung di Kenya, Uganda dan Afrika Selatan. Obat yan...
Jumat, 20 Mei 2022 - 11:13 WIB
Pada 14 Februari lalu, Pengadilan Tinggi Marrand di provinsi Azerbaijan Timur, Iran, memutuskan bahw...
Jumat, 20 Mei 2022 - 11:13 WIB
Wasit perempuan akan mencetak sejarah dalam gelaran Piala Dunia tahun ini dengan menjadi wasit dalam...
Jumat, 20 Mei 2022 - 11:13 WIB
Pemerintah Taliban di Afghanistan, pada hari Kamis (19/5), memerintahkan saluran televisi di negara ...
Jumat, 20 Mei 2022 - 11:13 WIB
Presiden AS Joe Biden pada hari Kamis (19/5) menyambut antusias permohonan Swedia dan Finlandia untu...
Jumat, 20 Mei 2022 - 11:13 WIB
Presiden AS Joe Biden melawat ke Korea Selatan dan Jepang Kamis (19/5), setelah menjamu para pemimpi...
Jumat, 20 Mei 2022 - 11:13 WIB
Di Myanmar, jumlah serangan udara yang dilancarkan oleh tentara dan pemboman serampangan meningkat p...
Jumat, 20 Mei 2022 - 11:13 WIB
Twitter meningkatkan upayanya untuk melawan penyebaran disinformasi dengan kebijakan baru yang menin...