Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump saat menerima wawancara dari Fox News tanggal 17 Desember lalu mengatakan bahwa Tiongkok telah menghancurkan seluruh dunia, maka dari itu Tiongkok harus membayar ganti rugi senilai 60 triliun dolar AS untuk wabah virus Corona. Dia juga mengatakan bahwa selama bertahun-tahun, Tiongkok telah mengeksploitasi AS di bidang ekonomi. Mengenai hal ini, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Zhao Lijian dalam jumpa pers hari Senin kemarin (20/12) menunjukkan bahwa pada masa jabatan Trump, jumlah kasus terdiagnosa virus Corona AS melebihi 24 juta orang, dan kasus kematian melebihi 410.000 orang. Tidak peduli bagaimana ia menghindar dari tanggung jawab dan mengalihkan perhatian, semua itu tidak akan mengubah fakta bahwa para politikus yang munafik telah mengabaikan kehidupan dan kesehatan rakyat, serta gagal dalam pencegahan wabah. Trump yang berkali-kali menghindar dari tanggung jawabnya hanya akan terus mengingatkan rakyat, siapakah yang sesungguhnya bertanggung jawab atas wabah yang parah di AS. Zhao Lijian menyatakan bahwa yang mereka sebut dengan pengeksploitasian AS oleh Tiongkok sama sekali tidak berdasar. Sejak hubungan diplomatik terjalin, kerja sama Tiongkok dan AS memberikan manfaat yang besar bagi rakyat kedua negara, inti hubungan perdagangan Tiongkok dan AS adalah saling menguntungkan dan menang bersama. Faktanya adalah, AS menindas perusahaan Tiongkok, ini barulah tindakan “eksploitasi” yang merusak prinsip ekonomi pasar dan aturan perdagangan internasional.