Elshinta.com Perkembangan teknologi memengaruhi banyak hal, termasuk pada dunia periklanan. Selain semakin meningkatnya tren beriklan di ranah digital, teknologi juga mampu memberikan nilai tambah pada media iklan konvensional yang sudah ada, salah satunya pada bodi kendaraan. Iklan pada bodi kendaraan termasuk jenis iklan luar ruang (out of home), sama seperti baliho yang mudah kita temukan di pinggir jalan.
Mobil sudah lama menjadi salah satu media bagi pemilik usaha untuk memopulerkan brand perusahaan atau produknya. Namun, hal tersebut masih terbatas pada kendaraan yang perusahaan miliki. Dengan perkembangan teknologi, muncul layanan yang mampu memfasilitasi perusahaan yang ingin beriklan dengan pemilik mobil yang mau bodi kendaraanya dipasangi iklan.
Salah satu penyedia layanan tersebut adalah StickEarn, sebuah startup penyedia iklan di bodi kendaraan yang mulai beroperasi sejak Januari 2017 lalu. Dirikan oleh Garry Limanta, Sugito Alim, Archie Calson dan Hartanto Alim. Selain Stickearn, ada pula layanan serup di tanah air seperti Ubiklan, Promogo dan Sticar.
Pengiklan dapat memilih berapa banyak mobil yang akan mereka pasangi iklan, pada bagian mobil yang mana, beserta durasi waktunya. Hal itu bisa disesuaikan dengan budget dan tujuan iklan perusahaan.
Terukur
Sugito salah satu pendiri StickEarn mengungkapkan, memasang iklan di bodi kendaraan memiliki nilai lebih daripada menggunakan medium iklan lain seperti billboard. Dari segi biaya misalnya, budget iklan yang sama untuk sebuah billboard, dapat dipasang ke banyak sekali bodi mobil di mitra Stick Earn.
Hal itu tentu membuat impresi terhadap campaign juga menjadi lebih tinggi. Efektivitasnya bisa dilihat pada aplikasi berbasis web yang StickEarn siapkan. “Jadi dengan klien itu kita provide dashboard untuk mengukur iklan-iklan yang di campaign itu. Dari situ klien dapat mengukur efektivitas iklannya, melihat apakah mobilnya jalan atau tidak jalan, apakah ada hit taget dari drivernya sendiri. Itu kita bisa mengukur dari situ” ujar Sugito.
Stick Earn menggunakan teknologi GPS pada ponsel milik driver untuk melacak ke mana saja kendaraan tersebut beroperasi. Untuk itu, setiap driver wajib menggunakan aplikasi Stick Earn saat mereka berkendaraan di jalanan. Dari sana, Stick Earn dapat mengukur seberapa jauh perjalanan mobil tersebut dan menghitung efektivitasnya yang kemudian dilaporkan kepada perusahaan pengiklan.
Baca juga: Bagaimana menciptakan strategi pemasaran yang tepat untuk generasi millenial
Efektivitas
Mengenai efektivitas iklan, Stick Earn tidak saja mengukur dari seberapa jauh mobil tersebut melaju, namun juga apakah pengendara tersebut sudah berjalan pada track yang sudah ditentukan atau tidak. “Ada area tertentu yang pengemudi harus menyetir di situ supaya lebih efektif aja buat klien,” ujar Sugito.
Area tertentu tersebut misalnya dalam sebuah kota yang menjadi wilayah pengemudi beroperasi. Bila driver melewati kota tersebut maka tidak dihitung ke dalam sistem. Ini dilakukan untuk menyesuaikan dengan target iklan klien.
StickEarn mengklaim, layanannya mempunyai hit target yang lebih baik karena semua pengemudinya merupakan pengemudi yang sudah tergabung dengan salah satu perusahaan layanan transportasi online sehingga mobilitasnya lebih tinggi.
Sementara itu, pemilik kendaraan akan mendapatkan penghasilan tambahan atas iklan yang terpasang di bodi kendaraan mereka. Penghasilannya beragam, mulai dari Rp400 ribu hingga Rp1 juta tergantung jenis iklan yang dipasang dan perjalanan mobilnya. Bagi perusahaan, keberadaan layanan iklan di bodi kendaraan ini bisa membantu mereka dalam menjangkau target pasar mereka.
***
Artikel StickEarn dan pelaku usaha digital lainnya dapat Anda baca pada eMajels edisi Mei 2018. Klik di sini untuk membaca atau kunjungi elshinta.com/majalah-elshinta untuk edisi lainnya.