Elshinta.com - Pemerintah Tiongkok menawarkan konsep kerja sama pertukaran budaya siber (cyber culture) kepada anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa di Asia Tenggara atau ASEAN.
"Tahun depan sebagai Tahun Media Komunikasi ASEAN-China, kami ingin bergandengan tangan dengan negara-negara anggota ASEAN mempromosikan budaya siber demi kepentingan bersama," kata Deputi Direktur Jenderal Lembaga Radio dan Televisi Nasional Tiongkok (NRTA) Fan Weiping di Nanning, Sabtu (15/9).
Untuk mendukung tawaran tersebut, pihaknkya mengajukan beberapa usulan teknis, yakni Tiongkok mengajak ASEAN berpameran dan meningkatkan produksi audiovisual tentang kehidupan masyarakat guna mendukung pertukaran budaya.
Kemudian, Tiongkok mengajak ASEAN secara aktif membangun sistem manajemen audiovisual siber berskala internasional dan bersama-sama membangun teknologi dan industri internet berbasis maha data dan kecerdasan artifisial.
Istilah budaya siber atau budaya internet muncul atas maraknya penggunaan jaringan komputer untuk komunikasi, hiburan, dan bisnis. "Cyberculture" juga menyangkut hubungan antarmanusia, komputer, dan individu di dunia maya.
Dalam proposal kepada ASEAN bertajuk "Menuju Kehidupan Digital melalui Inovasi dan Integrasi Budaya", Fan menyebutkan beberapa modal yang telah dimiliki Tiongkok, di antaranya jumlah pengguna internet di negaranya sekitar 800 juta orang yang terdiri dari hampir 600 juta sebagai pengguna audiovisual daring dan 280 juta orang pengguna internet kelas premium.
"Dekatnya wilayah geografis dan kemitraan budaya China dan ASEAN merupakan keunggulan tersendiri dalam menjalin kerja sama dan pertukaran budaya siber," ujar Fan, dikutip Antara.