Elshinta.com - Siapa yang tidak kenal dengan startup unicorn asal Indonesia ini, Tokopedia. Dibangun sejak tahun 2009 lalu Tokopedia menjelma sebagai perusahaan bernilai lebih dari Rp100 triliun. Adalah William Tanuwijaya, anak muda dari Pematangsiantar yang sukses membangun platform marketplace tersebut.
Di balik kesuksesannya, William tidak memiliki banyak keistimewaan yang membuatnya mudah menjadi sukses. Ketidakistimewaan tersebut menariknya tidak menghalanginya untuk sukses.
Bukan lulusan luar negeri
Banyak startup besar di Indonesia yang didirikan oleh lulusan-lulusan mahasiswa Indonesia di luar negeri seperti dari Harvard dan sebagainya. Mereka mendapatkan pendidikan dari kampus-kampus terbaik di dunia dan berkesempatan melihat secara langsung bagaimana startup berkembang di negara-negara barat. Hasilnya, banyak startup di Indonesia yang produknya terinspirasi dari luar negeri seperti layanan ride sharing, fintech, maupun iklan di bodi kendaraan yang juga saat ini berkembang.
Namun, William Tanuwijaya bukanlah sosok yang berasal dari lulusan universitas ternama di luar negeri. Ia yang lahir di Pematangsiantar, Sumatera Utara, 11 November 1981 ini merantau ke Jakarta dan berkuliah di jurusan Teknik Informatika Universitas Bina Nusantara. Namun, William berhasil membuktikan bahwa lulusan dalam negeri pun bisa menciptakan sesuatu yang besar seperti Tokopedia.
Baca juga: Gibran Rakabuming dirikan startup aplikasi pencari kerja
Sosok yang pemalu bukan jadi halangan
Dalam banyak kesempatan, William mengungkapkan bahwa dirinya adalah sosok yang pemalu. Ia juga seorang geek yang gemar membaca komik dan bermain video game. Namun, sosoknya yang pemalu tersebut tidak membuat dirinya pesimis untuk menyakinkan banyak investor mempercayai prospek Tokopedia.
William mengaku tidak jago berbahasa Inggris. Ini pula yang sering membuatnya tidak percaya diri. Namun, sekali lagi ini juga tidak menjadi halangan bagi William untuk meraih apa yang dicita-citakannya.
Tidak lahir dari keluarga pengusaha
William tidak lahir dari keluarga pengusaha. Ia tidak pernah mendapatkan pengalaman berbisnis sebelumnya. Sementara Tokopedia adalah perusahaan pertamanya. Sewaktu kuliah, ia sempat menjadi penjaga warnet dan disitulah ia banyak belajar mengenai dunia startup khususnya ecommerce.