Elshinta.com - Fintech yang merupakan bagian dari gelombang industri digital kini semakin terasa dekat dengan kehidupan sehari-hari. Dengan penggunaan teknologi terkini, financial technology mampu memotong berbagai rantai birokrasi yang ribet, yang seringkali ditemukan pada lembaga keuangan konvensional seperti bank.
Fintech memungkinkan efisiensi pada layanan keuangan sehingga memberikan pengalaman pengguna yang memuaskan dengan memberikan proses lebih cepat, aman, mudah diakses di manapun dan kapanpun.
Kehadiran fintech sangat membantu di negara-negara berkembang seperti Indonesia, untuk membantu meningkatkan pemerataan inklusi keuangan. Inklusi keuangan sederhananya dapat diartikan sebagai kemudahan bagi masyarakat luas dari berbagai latar belakang untuk mendapatkan akses terhadap layanan keuangan dari lembaga atau jasa keuangan formal (financial service deepening).
Sampai sejauh ini, pemerintah Indonesia sudah melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan inklusi keuangan. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tahun 2017 menunjukkan bahwa inklusi keuangan Indonesia saat ini sudah mencapai 63 persen dari target 75 persen pada 2019. Financial technology berperan dalam keberhasilan ini.
Berikut ini tiga peran fintech dalam meningkatkan inklusi keuangan.
Investasi online
Inovasi inklusi keuangan yang diciptakan oleh fintech salah satunya terlihat dari sektor investasi. Beberapa fintech sudah mampu menciptakan marketplace produk reksa dana sehingga proses pembelian produk investasi jenis ini yang tadinya harus dilakukan di bank atau mendatangi manajer investasi, kini cukup melalui aplikasi.
Selain itu, ada pula investasi emas yang juga sudah mulai hadir dalam bentuk digital di mana masyarakat bisa membeli emas dalam jumlah yang kecil. Ada pula P2P lending yang merupakan salah satu alternatif inovasi yang dihadirkan fintech sebagai pilihan berinvestasi.
Kehadiran layanan ini, turut mendorong inklusi keuangan dengan cara memberikan edukasi serta kemudahan bagi masyarakat untuk berinvestasi. Melalui fintech, kesadaran masyarakat terhadap investasi pun diharapkan terus meningkat.
Peer to peer lending
Peer to peer lending atau P2P lending adalah metode pinjam meminjam antar individu kepada bisnis atau sebaliknya dengan memanfaatkan teknologi sebagai platform yang mampu menghubungkan antara peminjam dengan investor. Dalam platform ini biasanya setiap pengguna dapat berperan sebagai peminjam dana maupun pemberi dana pinjaman.
Peran P2P lending dalam upaya meningkatkan inklusi keuangan terasa karena jenis fintech yang satu ini memberikan alternatif pendanaan bagi masyarakat, khususnya yang selama ini belum banyak dilirik oleh perbankan. Seperti fintech P2P lending berbasis industri pertanian yang memberikan dana segar untuk proyek-proyek pertanian.
Uang Elektronik
Kehadiran uang elektronik sudah sangat terasa di kehidupan sehari-hari. Beberapa uang elektronik yang kita kenal seperti GO-PAY, OVO, hingga DANA sedang gencar-gencarnya mengajak masyarakat untuk memakai uang digital mereka.
Uang elektronik memberikan kemudahan dalam bertransaksi tanpa perlu membawa uang tunai kemana-mana. Dalam bisnis, uang elektronik bermanfaat untuk membuat pelaku usaha memiliki data transaksi yang lebih baik. Hal ini akan memberikan keuntungan bagi mereka ketika mengajukan pinjaman ke perbankan karena transaksinya sudah ter record dengan baik.