Elshinta.com - Kemudahan dalam berbelanja semakin lama semakin memanjakan konsumen. Pilihan berbelanja pun semakin banyak. Selain melalui online shop dan e-commerce, kini marak pula jasa titip yang bisa dilakukan oleh perorangan maupun melalui startup dan aplikasi. Salah satunya adalah HelloBly yang didirikan oleh Didit dan Fandy.
Didit mengatakan bahwa HelloBly adalah jasa titip yang cukup mudah antara penitip dan jasa penitipan. Para pengguna jasa titip ini hanya membuka aplikasi atau situs HelloBly, yang nantinya akan tersaji ragam penawaran barang yang dibelikan, baik itu barang di dalam negeri hingga luar negeri.
“HelloBly adalah sarana mempertemukan antara jasa penitip dan penitip barang. Bisa dengan media sosial untuk promosi. Dengan adanya fitur chatting ini agar mereka bisa melakukan obrolan. Selain itu, kami juga menggunakan fitur payment, yaitu mengecek siapa saja yang sudah bayar atau belum membayar. Kami akan mengecek keadaan barang dikirim kemana saja dan berapa ongkos kirimnya.”
Menurut Didit salah satu alasannya mendirikan HelloBly adalah belum adanya wadah yang menjembatani antara penitip dan pelaku jasa titip. Sebab masih banyak orang yang kesulitan jika ingin membeli barang yang tidak ada di situs belanja di Indonesia atau mencari barang yang susah untuk ditemukan.
Atas alasan itulah, Didit pun memutuskan untuk mengembangkan jastip ini. Sebenarnya aplikasi ini sudah dibuat sejak 3 tahun yang lalu, tetapi mereka mulai develop dan rilis versi Beta pada Januari 2018.
Lalu barang apa saja yang bisa dititipkan? Didit menerangkan bisa apa saja asalkan bukan barang terlarang dan berbahaya seperti senjata tajam atau narkoba. Rata-rata barang yang titip beli sangatlah beragam mulai dari makanan ringan, suplemen, mainan anak, fashion, hingga aksesori.
Fandy dan Didit menjelaskan, jika seseorag ingin menggunakan aplikasi milik mereka, maka user tersebut harus install terlebih dahulu dan melakukan register. Setelah itu user bisa memilih menjadi pelaku usaha jastip atau konsumen jastip.
Untuk menyakinkan penitip, Didit dan Fandy menganjurkan user mereka untuk menitip ke jastip-jastip yang sudah diverifikasi. “Jadi, kami bisa memverifikasinya sesuai identitas. Yang kedua adalah kami menjamin titipan aman sampai tujuan.”
Diakuinya, transaksi jastip ini akan terus berkembang seiring dengan berjalannya e-commerce.
Ia menambahkan, mereka menerapkan pendekatan dari sosialnya terlebih dulu. Jika kompetitor lain fokus produk, mereka fokus dengan orangnya. Karena menurut mereka, komunikasi dan hubungan personal dimana orang bisa menitip, mengobrol, melayani, dan rekomendasi yang ingin disentuh.
Saat ini total usernya mencapai 8.000 sampai 9.000 dengan total transaksi hingga 850.000 kali. Konsumen juga, dalam suatu ketika, bisa berperan sebagai pelaku jastip dadakan.
“Kami ada partner yang selalu mempromosikan dan merekomendasi. Nanti kemungkinan akan ada freelance yang lebih banyak lagi. Selama ini penggunanya hanya di Indonesia. Meskipun kami juga bisa melakukan open jastip di luar negeri. Untuk negara di Asia seperti dari Korea, Jepang, Thailand, Malaysia, dan lain-lain.”