Elshinta.com - Salah satu faktor penentu daya saing suatu produk adalah inovasi dan kreativitas yang diwujudkan dalam suatu desain. Karena itu, desain dinilai menjadi elemen penting yang mampu memberikan nilai tambah suatu produk, baik dari sisi penampilan maupun fungsi.
“Dalam hal desain dan daya saing pada industri kreatif, saat ini Indonesia ada di posisi ranking ke-45 dunia dari 140 negara. Untuk di kawasan ASEAN, Indonesia berada pada ranking nomor empat,” ujar Dirjen IKMA Kemenperin Gati Wibawaningsih dalam siaran persnya, Selasa (27/08).
Pada tahun 2018, industri kreatif mampu memberikan kontribusi signfikan terhadap PDB nasional, dengan diperkirakan mencapai Rp1.000 triliun. Adapun tiga subsektor yang memberikan sumbangsih besar terhadap ekonomi kreatif tersebut, yakni industri kuliner sebesar 41,69 persen, disusul industri fesyen (18,15 persen), dan industri kriya (15,70 persen).
Dalam kaitan tersebut, IGDS Award 2019 digelar untuk ke-16 kalinya sebagai bentuk penghargaan dalam bidang desain industri atau desain produk nasional tertua dan terbesar di Tanah Air. Kemenperin telah menggelar IGDS sejak tahun 2001 dan sempat menyelenggarakan dua tahun sekali selama periode 2012-2016.
“Dengan gelaran ini, kami juga ingin memberikan apresiasi terhadap kiprah para seniman desain dan juga mendorong anak-anak muda agar bersaing dalam menciptakan produk dengan desain yang bagus,” tutur Gati.
Kemenperin menargetkan ajang tersebut diikuti 250 pelaku usaha IKM. Gelaran ini memiliki enam kategori di antaranya kriya, furnitur, perhiasan, dan fesyen.
“Gelaran ini memperebutkan grand award sebesar Rp100 juta, best three sebesar Rp50 juta, serta penghargaan people choice dengan hadiah Rp25 juta. Selain itu, peraih grand award akan diajak mengunjungi pameran di luar negeri. Kami akan bawa ke Taiwan dan Korea atau Jepang,” demikian Gati.