Elshinta.com - Dikenal sebagai kawasan metropolitan, Bandung nyatanya masih giat melestarikan beberapa upacara tradisionalnya. Sama halnya dengan daerah lain di nusantara, tradisi-tradisi khas Sunda ini memiliki tujuan khusus. Ada yang diadakan untuk mengucap syukur; ada pula yang diperuntukkan untuk meminta berkat atau keselamatan. Subjek upacara tradisional pun beragam, mulai dari umum, pasangan pengantin, wanita hamil, anak, bahkan bayi.
Penasaran tradisi Bandung apa saja yang dikhususkan untuk para wanita hamil dan bayi? Simak ulasan berikut.
1. Tingkepan
Upacara Tingkepan (sumber: budayajawa.id)
Dalam tradisi Jawa, tradisi ini lebih populer dengan sebutan mitoni. Tingkepan diadakan ketika seorang wanita menginjak masa kehamilan tujuh bulan untuk pertama kalinya. Tujuan Tingkepan adalah mendoakan keselamatan calon ibu dan bayinya sampai waktu kelahiran.
Terdapat beberapa prosesi dalam Tingkepan; salah satunya adalah upacara siraman dengan air kembang tujuh rupa. Secara bergantian, tujuh anggota keluarga terdekat akan mengguyur wanita hamil tersebut sembari mengganti kain jarik. Pada siraman terakhir, seekor belut akan dimasukkan dalam kain agar mengenai perut calon ibu. Harapannya, persalinan akan lancar seperti belut yang licin.
Setelah siraman, calon ayah harus membelah kelapa gading bergambar wayang dengan parang. Sementara itu, sang wanita hamil yang selesai berganti baju dan dirias akan mulai menjual rujak kanistren dari tujuh buah-buahan segar. Para tamulah yang menjadi pembelinya. Sebagai alat tukar pembayaran, kreweng atau talawengkar (koin dari tanah liat) digunakan.
2. Reuneuh Mundingeun
Reuneuh Mundingeun biasanya diadakan bagi para wanita dengan usia kehamilan 9 bulan atau lebih tetapi tak kunjung melahirkan. Dengan adanya tradisi khas Sunda ini, calon ibu diharapkan segera melahirkan dengan selamat. Reuneuh Mundingeun sendiri merupakan sebutan bagi wanita hamil yang diibaratkan layaknya seekor kerbau bunting atau munding.
Berkalung kolotok (kalung dengan bel khusus sapi/kerbau), wanita hamil tersebut diajak menuju kandang kerbau sembari diiringi lantunan doa. Seorang indung beurang (bidan) dan anak-anak yang membawa cambuk pun turut serta mengiringinya. Sebagai alternatif, arak-arakan ini dapat diganti dengan mengelilingi rumah sebanyak tujuh kali. Reuneuh Mundingeun diakhiri dengan memandikan calon ibu.
3. Nurunkeun
Nurunkeun merupakan sebuah tradisi di Bandung ketika keluarga ingin membawa bayi keluar rumah untuk pertama kalinya. Dengan begitu, para tetangga akan mengetahui dan mengenali keberadaan bayi tersebut.
Dukun beranak -disebut juga paraji- mengawali prosesi Nurunkeun dengan menggendong bayi sambil berkeliling rumah dan lingkungan sekitar. Begitu selesai, ia akan kembali ke rumah. Di sana, berbagai mainan, jajanan, dan uang koin telah disiapkan. Nantinya, anak-anak sekitar akan memperebutkan semua barang tersebut. Tak jarang, Nurunkeun dilanjutkan dengan acara pengajian, syukuran, atau upacara tradisional lainnya.
4. Nenjrag Bumi
Upacara Nenjrag Bumi (sumber: budayajawa.id)
Sebagian masyarakat Bandung dan sekitarnya masih melestarikan tradisi Nenjrag Bumi sampai sekarang. Tradisi ini memiliki harapan agar seorang bayi akan menjadi pemberani dan tidak mudah terkejut oleh berbagai hal di kemudian hari.
Dalam Nenjrag Bumi, bayi akan ditidurkan di atas pelupuh. Pelupuh merupakan belahan bambu yang dipupuh. Selanjutnya, indung beurang atau sang ibu mengentakkan kaki di atas alas bambu tersebut. Sebagai alternatif, mereka dapat memukulkan alu ke tanah atau lantai sebanyak tujuh kali.
Itu tadi empat tradisi unik dan populer di Bandung. Masih ada beberapa upacara tradisional khusus untuk wanita hamil atau bayi; sebut saja Tembuni, Ekah, Cukuran, dan Turun Taneuh.
Siap menuju Bandung untuk menyaksikan salah satu tradisi di atas? Segera cari tiket pesawat ke Bandung. Anda bisa mendapatkan tiket murah Citilink atau maskapai penerbangan lain dengan cepat melalui Airy. Bebas penipuan, layanan Airy tak akan pernah mengecewakan Anda. Terlebih, Anda bisa mengajukan reschedule atau refund di Airy jika terjadi hal tak diinginkan selama perjalanan.