Elshinta.com - Pandangan mengenai berbisnis itu bakat sebetulnya berasal dari sejumah minat atau ketajaman terhadap beragam komponen keberhasilan bisnis. Contoh konkret adalah dalam berbisnis Anda harus mengenali pasarnya.
Dikutip eMajels, sejumlah pebisnis yang di kemudian hari berhasil biasanya mempunyai rasa ingin tahu yang cukup luas dan dalam terhadap prospek pasar. Ia akan bertanya kepada sejumlah orang yang dianggap memiliki pengetahuan tentang pasar yang sedang dijelajahinya sehingga gambaran tentang pasar tersebut menjadi lebih konkret.
Selanjutnya ia akan mengimajinasikan dinamika pasar beradasarkan sejumlah faktor yang ikut berperan antara lain yaitu harga, selera, momentum, waktu dan berbagai hal yang mempengaruhi naik turun pasar tersebut.
Dengan demikian orang tersebut ini dianggap cenderung berbakat memahami pasar.
Sementara beberapa orang lainnya terkesan lebih terpaku pada patokan-patokan pasar yang tidak dinamis. Ia tidak terlalu sensitif terhadap kemungkinan-kemungkinan perubahan selera pasar. Disignifikannya ia membuka toko di jalan yg ramai, padahal tokonya tidak berada pada letak yang pas untuk lalu lintas sekitarnya berhenti dan parkir yang memasuki tokonya. Setelah ia membuka toko dengan modal yang signifikan ternyata apa yang dijual tidak cukup dihampiri pasar.
Orang terakhir ini tidak berarti bahwa ia tidak berbakat, namun jelas ia kurang sensitif terhadap laju dinamika pasar.
Kesimpulannya jika Anda tidak berhasil dalam bisnis, kenalilah hal-hal yang tidak dipertimbangkan atau yang membuat Anda tidak sensitif melihat faktor-faktor yang berperan tersebut, 90% pebisnis pernah merasakan kegagalan, antara lain disebabkan faktor di atas atau lebih dari 50% dari mereka bangkit kembali, mengevaluasi lebih tajam dan hasilnya menemukan jalan solusi terhadap apa yang sebelumnya tidak dipertimbangkan.
Patokan berbisnis yang benar itu juga penuh dinamika yang tidak statistik, berbisnis adalah mengelola peluang untuk dilayani dengan berbagai produk yang memungkinkan ditangkap oleh pasar, diminati dan membuat konsumen mau membeli.
Manajemen ini lebih memiliki banyak komplikasi mulai dari penyediaan bahan baku, produksi apa yang sesuai selera pasar, hingga pada stok barang yang harus dijamin ketersediaannya. Jadi Anda harus mulai dari hulu ke hilir dengan pasaran jenis produk yang sudah Anda perkirakan bisa diterima oleh pasar. Kadang-kadang penerimaan pasar juga berubah dan Anda harus menyiasatinya kembali. Anda berjualan kuliner pada suatu saat sayur asem diminati namun bisa halnya di waktu yang lain dikalahkan oleh soto yang misalnya baru muncul di sebelah Anda.
Dengan demikian hal ini juga merupakan keyakinan yang melampaui keterampilan manajemen, jika Anda percaya sayur asem adalah branding Anda dan layak dipertahankan maka bisa saja. Omzet Anda secara temporer bisa saja merosot namun akan kembali lagi seperti sedia kala setelah beberapa waktu.
Hal diatas bisa saja dipandang intuisi yang Anda harus kaji dengan baik. Tapi inti dari segala hal yang melibatkan bisnis adalah bahwa Anda harus mengkaji ulang setiap umpan balik yang Anda terima dari pergerakan bisnis Anda. Semakin Anda kaji dan semakin menemukan solusinya Anda sudah berjalan di langkah yang benar menuju sukses.