Ilustrasi. Sumber foto:https://bit.ly/2MSUFKA
Elshinta.com Ganda campuran Indonesia, Praveen Jordan dan Melati Daeva Oktavianti memberikan hasil yang memuaskan dengan meraih gelar juara. Setelah juara di Denmark Open 2019, mereka kembali menduduki podium tertinggi di French Open 2019 pada Minggu (27/10) lalu.
Praveen dan Melati berhasil mengalah unggulan pertama Tiongkok, Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong dengan skor 22-24, 21-16, dan 21-12. Pertemuan dengan pasangan Tiongkok tersebut sudah terjadi di Denmark Open.
Praveen dan Melati berhasil mengalahkan Zheng/Huang di babak perempat final.Kemenangan pasangan tersebut tentu menarik orang untuk mengenal mereka terutama sosok Melati.
Bergabung di klub sejak kecil
Melati Daeva Oktaviani lahir di Serang, Banten, 26 Oktober 1994 merupakan pemain asal klub PB Djarum sejak tahun 2008. Walau sejak usia 14 tahun sudah bergabung di klub, Melati Daeva mengaku tidak merasa dieksploitasi atau dipaksa. “Saya rasa masuk ke klub ini adalah mimpi semua anak Indonesia yang cita-citanya mau jadi atlet bulutangkis.”
Lebih lanjut Melati Daeva mengatakan bahwa sejak masuk klub segala kebutuhannya dibiayai. Mulai dari disekolahkan, berangkat pertandingan ditanggung, jika juara mendapat bonus, dapat uang saku walau sudah di pelatnas.
Sumber foto:https://bit.ly/36cCebx
Kalahkan ganda campuran terkuat
Melati Daeva pernah meraih medali emas Kejuaraan Dunia Junior BWF 2012 yang saat itu dipasangkan dengan Edi Subaktiar. Setelah itu ia dipasangkan lagi dengan Ronald Alexander di nomor ganda campuran. Sederet prestasi pun sudah diukir anak pertama dari dua bersaudara ini.
Saat ini di nomor ganda campuran, Melati Daeva dipasangkan bersama Praveen Jordan masih duduk di rangking ke 7 dunia dan pada rangking BWF World Tour ada di urutan ke 6. Dilihat dari sisi peringkat pasangan Praveen dan Melati masih menduduki rangking yang lebih baik setelah Liliyana Natsir pensiun.
Di Denmark Open 2019 Melati dan Praveen sungguh mengejutkan pecinta bulutangkis Tanah Air karena berhasil mengalahkan ganda campuran dari Tiongkok terkuat yaitu Zheng Siwei dan Huang Yaqiong serta Wang Yi Lyu dan Huang Dong Ping yang menjadi juara 1 dan 2 dunia.
Gadis dengan tinggi 1,68 meter ini mengaku keberhasilannya menjuarai Denmark Terbuka 2019 berpengaruh positif pada peringkatnya. Bersama Praveen, mereka berhasil naik satu level. Saat ini mereka telah menempati peringkat ke 5 di sektor ganda campuran. Ranking ke 5 menjadi sebuah pencapaian terbaik sejak dipasangkan pada 1,5 tahun lalu.
Sumber foto:https://bit.ly/2NjqYRL
Menuju Olimpiade 2020
Setelah atlet bulutangkis bernama Liliyana Natsir pensiun, Tontowi Ahmad harus memulai perjuangan kembali dari nol bersama pasangan barunya yaitu Winny Oktavina Kandow. Namun, pasangan tersebut tidak lolos untuk menuju ke Olimpiade Tokyo 2020.
Praveen dan Melati diharapkan menjadi andalan sektor ganda campuran di Olimpiade 2020. Kemenangan di Denmark Terbuka 2019 dan French Open 2019 yang mereka raih menjadi modal yang bagus bagi pasangan Praveen dan Melati untuk menghadapi tantangan besar di Olimpiade 2020 yang akan datang.
Praveen/Melati harus menunggu hingga 4 kali final sepanjang 2019 sebelum meraih gelar juara. Sebelumnya, mereka 3 kali gagal di final Japan Open 2019, India Open 2019, dan New Zealand Open 2019.
Namun mereka tidak ingin terlena dengan kemenangan yang telah dicapai. Bagi mereka itu adalah ajang pembuktian kemampuan yang mereka miliki. “Ini juga pasti akan menambah kepercayaan diri kami kedepannya. Tapi tetap, perjalanan masih panjang dan kami tidak boleh cepat puas.”
Melati Daeva dan Praveen tidak mau lengah dan menyerah begitu saja dan salah satu kunci kesuksesan adalah komunikasi dan saling mendukung. “Kami percaya satu sama lain dan tidak menyerah walau harus ketinggalan dulu.” (dari berbagai sumber)