Elshinta.com - Dalam posisi keseimbangan sebetulnya dalam bisnis, permodalan itu diimbangi dengan seberapa dekat Anda menyentuh pasar. Produk Anda harus dinilai apakah termasuk slow moving atau fast moving. Artinya pasar membutuhkannya dalam waktu singkat atau dalam jangka yang lebih panjang.
Dilansir eMajels, konsultan bisnis Niam Muiz menjelaskan lebih lanjut. Perilaku pasar mendiktekan bagaimana modal itu digunakan atau dalam jangka waktu berapa lama modal tersebut akan berputar.
Pasar makanan sangat bergantung pada daya tahan makanan tersebut sehingga dalam industri makanan dilakukan inovasi pendamping yaitu obat untuk memelihara keawetan makanan. Sementara pada industri pakaian, warna, jenis, dan tekstur sandang yang digunakan ditentukan oleh perputaran musim dimana pelanggan akan menentukan kapan ia membeli pakaian tersebut.
Semakin jauh jarak konsumen dengan si produsen akan membuat waktu berperanan dalam bisnis. Produk makanan olahan hasil tangkapan laut bisa saja diekspor dalam periode 2 minggu hingga sebulan karena produknya lebih disukai di Jepang misalnya.
“Jadi hampir tidak ada bisnis yang tidak didikte oleh pasar dan selera pasar. Pedagang nasi liwet Solo akan menyiapkan makanannya pada pagi dan malam hari, karena itulah perilaku pasar yang terjadi di lingkungan tradisional,” jelas Niam.
Sekali lagi keseimbangan antara modal dan pasar sangat berpengaruh di dalam bisnis. Ada berbagai hal lainnya yang ikut berperan, seperti stok dan pergudangan namun hal itu dapat disiasati sepanjang keseimbangan antara modal dan perilaku pasar dapat disiasati dan dikuasai dengan baik.