Elshinta.com - Kementerian Perindustrian mendorong penguatan kerja sama Indonesia dan Korea Selatan di bidang ekonomi khususnya dalam upaya menumbuhkan perusahaan rintisan (startup). Langkah sinergi ini diharapkan dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi kedua negara di tengah ketidakpastian kondisi global saat ini.
Menurut Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita, kolaborasi yang akan dijalankan secara bilateral itu tidak sekadar mengidentifikasi sejumlah tantangan dan peluangnya saja, tetapi juga untuk membangun ekosistem inovasi bersama yang bisa mendukung pertumbuhan, sustainability, dan bahkan upaya meningkatkan keuntungan bagi startup dan unicorn di kedua negara hingga ASEAN.
“Oleh karena itu, kami mengapresiasi penyelenggaraan ASEAN - RoK Startup Expo 2019. Dari ajang tersebut, kami berharap terjadinya sharing informasi, pengalaman, dan best practices dalam penyusunan regulasi,” ujarnya dalam keterangan tertulis.
Selain itu, Agus meyakini, kegiatan itu dapat menghubungkan stakeholders yang relevan. “Jadi, bisa saling berkolaborasi mengenai pameran teknologi inovasi dan produk antar startup, atau bahkan mencakup perluasan jaringan antar startup, unicorn, dan investor,” imbuhnya.
Agus menilai, saat ini merupakan waktu yang tepat bagi startup di ASEAN dan Korea untuk bersama-sama mendominasi dan memimpin lanskap startup dunia. “Kami ingin melahirkan startup dan unicorn yang lebih besar, lebih tangguh, dan berorientasi pasar,” tandasnya.
Diketahui, pada tahun 2013, hanya terdapat 39 perusahaan rintisan di seluruh dunia yang dikategorikan sebagai unicorn.
“Enam tahun kemudian, pada pertengahan 2019, TechCrunch melaporkan sudah ada sebanyak 452 unicorn dan startup di seluruh dunia dengan valuasi kumulatif mencapai USD1,6 Triliun. Pertumbuhan unicorn sangat cepat pada 2018, karena dalam waktu 15 bulan, lebih dari 170 startup di seluruh dunia mencapai status tersebut,” tuturnya.
Menperin juga menyampaikan dengan bangga, bahwa 4 dari 10 unicorn di ASEAN berasal dari Indonesia, yakni Gojek, Tokopedia, Traveloka, dan Bukalapak. “Mereka adalah sejumlah perusahaan yang paling banyak mendapatkan modal dan merupakan startup paling kompetitif,” ujarnya.
Dilansir dari laman resmi Kemenperin, Agus optimis unicorn dari Indonesia mampu bersaing dengan unicorn lainnya di ASEAN seperti Grab, Sea, Lazada, dan Razer dari Singapura, Revolution Precrafted dari Filipina, dan VNG dari Vietnam.