Elshinta.com - Kematian akibat penyakit kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah) semakin memprihatinkan karena lebih dari 75 persen kematian akibat penyakit tersebut terjadi di Indonesia. Kondisi yang sama juga terjadi di wilayah Kudus, Jawa Tengah, dan sekitarnya, dimana dari tahun ke tahun penderita penyakit jantung mengalami peningkatan, bahkan dalam setahun terakhir mencapai 100 persen.
Direktur Utama RS Mardi Rahayu Kudus, dr Pujianto mengatakan, data pasien rawat inap penyakit jantung pada tahun 2018 60 pasien, kini pada tahun 2019 mengalami peningkatan signifikan yakni mencapai 120 pasien. Belum lagi pasien yang rawat jalan dari tahun lalu perbulan sekitar 600 pasien menjadi 1.200 pasien. "Ini menandakan peningkatan penyakit jantung terutamanya jantung koroner cukup tinggi di wilayah Kabupaten Kudus dan sekitarnya, sehingga membutuhkan penanganan khusus agar tidak menimbulkan fatalitas dalam penanganan. Makanya kami buatkan khusus klinik jantung," katanya, seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Sutini, Sabtu (14/12).
Selama ini pasien penyakit jantung dari wilayah Kudus dan sekitarnya mengalami kendala ketika melakukan pengobatan dengan belum adanya rumah sakit yang mempunyai peralatan dan dokter spesialis yang memadai. Sehingga harus dirujuk di rumah sakit di Semarang. "Kondisi ini memberatkan pasien. Untuk itu agar pelayanan kesehatan kepada masyarakat mudah maka pihaknya membuka layanan pemasangan stent atau ring di jantung. Kami untuk pertama kalinya pada tanggal 11 Desember 2019 kemarin telah melaksanakan pemasangan stent/ring jantung dan hasilnya baik,” paparnya.
Tidak hanya mengembangkan upaya kesehatan kuratif melalui layanan kateterisasi dan pemasangan ring di jantung, pihaknya juga terus melakukan upaya kesehatan promotif dan preventif melalui seminar bagi masyarakat umum. “Kami berkomitmen untuk secara rutin memberikan edukasi kesehatan melalui seminar gratis bagi masyarakat umum yang di lakukan di RS atau di institusi maupun perusahaan yang membutuhkan," imbunya.
Dokter Agus Probo S mengatakan, penyakit jantung rentan menyerang orang-orang pada usia 35 tahun sampai 40 tahun, namun kemungkinan usia 20 tahunan juga bisa. Hal ini disebabkan gaya hidup yang tidak sehat seperti memakan makanan yang berlemak, bersantan dan perokok aktif. "Adapula faktor keturunan, kalau ini tidak bisa diubah," ujarnya.