Elshinta.com - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan warung tradisional yang kini jumlahnya 3,5 juta warung, bila digerakkan dalam satu ekosistem, bisa menjadi salah satu usaha mikro yang memberikan dampak besar bagi perekonomian nasional.
"Warung tradisional menghadapi tantangan berat, bukan hanya tuntutan serba ada seperti ritel modern, namun warung juga harus mulai serba pintar.
Untuk bisa pintar, warung harus dibangun konektivitasnya sehingga bisa masuk dalam supply chain, sehingga bisa mendapatkan perlakuan sama dalam pengadaan barang," ujar Menkop dan UKM Teten Masduki dalam keterangan tertulisnya, Sabtu lalu.
Menteri Teten menjelaskan, strategi Kemenkop dan UKM dalam mendorong UMKM antara lain dengan memperluas pasar melalui digitalisasi. "Memang tidak semua warung cocok dengan digitalisasi. Namun saya melihat banyak UMKM anak muda yang memiliki produk produk bagus bahkan potensial untuk ekspor, mereka ini akan kita dorong terus agar bisa go internasional," kata Teten.
Teten menegaskan selain memperkuat pasar dalam negeri, UMKM juga harus mampu meningkatkan kontribusinya untuk ekspor.
"Saat ini kontribusi UMKM untuk ekspor masih sekitar 14,5 persen. Sementara China sudah 70 persen, Korea 59 persen, Jepang 55 persen dan Thailand 35 persen. Artinya, UMKM kita juga bisa seperti mereka, kita dorong UMKM untuk bisa go global.”