Elshinta.com - Syarat bila ingin mewaralabakan usaha adalah bisnis Anda telah “sukses.” Artinya Anda telah paham mengenai bisnis yang ingin Anda pasarkan secara waralaba.
Bila Anda paham bisnis tersebut, maka Anda telah memiliki (dan akan dapat menentukan) “Bisnis Model” dari bisnis Anda. Pemahaman Anda ini akan dapat membimbing orang-orang yang ingin menjadi penerima waralaba bisnis Anda agar mereka sukses seperti Anda.
Hal ini seperti yang dijelaskan Manager Manager Internasional Franchise Business Management (IFBM) Royandi Junus.
Nah, yang dimaksud dengan “sukses” adalah usaha yang Anda jalankan sudah kembali modal, dan masih terus memberikan keuntungan bagi Anda.
Dalam franchising (sistem pemasaran secara waralaba), pengalaman sukses inilah yang diduplikasi untuk dijalankan oleh orang lain. Itulah sebabnya kenapa franchisor selalu memaksakan kehendaknya mengenai tatacara menjalankan bisnis modelnya. Hal itu disebabkan pengalamannya dalam menjalankan bisnis tersebut yang membuatnya sukses.
Sementara yang dimaksud dengan “paham” adalah mengerti secara teori dan praktek karena pernah/ sedang menjalankannya. Mengerti sebab akibatnya. Mulai dari pengurusan perizinan, cara menjalankan bisnis, hingga faktor-faktor apa saja yang harus diperkuat atau dijauhi guna kelancaran bisnis. Untuk mendapatkan hal tersebut tentunya membutuhkan bermacam-macam pengalaman ketika menjalankan bisnis tersebut. Artinya, ada satuan waktu yang perlu dilewati.
Sedangkan bisnis model adalah sebuah tatacara Anda berbisnis. Bisnis model yang sukses biasanya terbentuk dari bisnis konsep yang berisi mengenai konsep-konsep kerja, sistem, dan sumber daya manusia (SDM) yang pebisnis ciptakan.
Konsep kerja adalah gagasan pebisnis yang konkrit mengenai landasan usaha (misal filosofi usaha, value, visi-misi, cara berdagang), serta target market yang dituju (misal Gen X, Gen Y, umur 15 tahun-25 tahun).
Sistem adalah proses yang teratur urutannya dalam setiap kegiatan(misal prosedur kerja). Orientasi dari pembentukan/ terbentuknya sistem adalah dikarenakan keinginan untuk mencapai efektifitas dan efisiensi kerja yang terukur. Sedangkan SDM, adalah akibat dari cara berbisnis yang dipilih yang mengakibatkan timbulnya pembagian tugas kerja (struktur organisasi), kualifikasi pegawai, dan jumlah pegawai.
Ketika ketiga hal tersebut diatas Anda buat standarnya, yaitu berupa standarisasi bentuk dan proses, maka terciptalah bisnis model Anda. Semua itu tercipta dari pengalaman sukses kerja Anda. Oleh sebab itu, setiap pebisnis bisa saja sama-sama sukses, tapi cara suksesnya sangat mungkin berbeda.
Itu pula sebabnya dalam bisnis yang dipasarkan secara franchising, walaupun bisnis tersebut sama, tetapi aturan main yang ditetapkan oleh masing-masing franchisor selalu berbeda. Semua timbul oleh sebab pengalaman sukses masing-masing franhisor, dan tidak bisa dibanding-bandingkan.