Elshinta.com - Kebijakan physical distancing yang dihimbau oleh pemerintah bertujuan untuk mencegah penyebaran pandemi Covid-19. Namun, kebijakan ini membawa implikasi bagi kegiatan sehari-hari masyarakat, terutama dalam bekerja dan belajar. Kebijakan untuk mengurangi intensitas aktivitas sosial menjadi tantangan tersendiri bagi institusi bimbingan belajar (bimbel) dan para murid dalam menjalankan kegiatan belajar-mengajar.
Sebagai bentuk dukungan kepada pemerintah dan dunia akademis, pada hari ini CoLearn mengumumkan pemberian akses fasilitas belajar online secara gratis. Fasilitas ini dapat dinikmati oleh semua murid yang sudah terdaftar di bimbel yang sudah bekerja sama dan bergabung dalam jaringan CoLearn.
Melalui aplikasi CoLearn, murid tetap bisa belajar, mendapatkan bantuan dalam mengerjakan PR, dan melakukan persiapan ujian secara intensif, tanpa harus meninggalkan rumah. Mereka juga tidak perlu ragu untuk mengajukan tanya jawab secara langsung, karena guru bimbel yang membimbing mereka adalah guru yang mengajar di kelas offline, yaitu di tempat murid biasa belajar.
Sejak pemberlakuan physical distancing, terdapat peningkatan pengguna aplikasi CoLearn yang signifikan. Data menunjukan pengguna fitur Live Streaming dan Kelas Online meningkat hingga dua puluh kali lipat sejak hari Sabtu, 14 Maret 2020.
“Akses kelas online adalah solusi yang dibutuhkan oleh guru dan murid agar tetap bisa melakukan kegiatan belajar-mengajar di tengah periode physical distancing ini. Visi CoLearn adalah untuk menjadikan Indonesia kompetitif di skala global; kami percaya untuk mencapai hal ini, dibutuhkan integrasi sistem belajar offline dan online. Dengan adanya guru atau tutor bimbel, murid bisa belajar dengan lebih interaktif dan efektif dibandingkan jika belajar sendiri,” ungkap Abhay Saboo, co-founder dan CEO CoLearn, dalam keterangan tertulisnya, Jumat.
Peran guru dan tutor dalam kegiatan belajar-mengajar masih tidak bisa digantikan. Melalui aplikasi CoLearn, murid tidak perlu khawatir dengan siapa mereka akan belajar karena guru yang akan mengajar sama saja dengan guru yang pernah mereka temui sebelumnya. Sehingga ada rasa familiaritas dengan guru-guru yang mengajar dan guru-guru juga terdata secara resmi.
Menurut penelitian tahun 2005 oleh Marzano, Waters, dan McNulty, kehadiran guru berkontribusi sebesar 33% dari prestasi yang diraih oleh murid. Ada hal-hal lain seperti karakteristik pribadi, faktor keluarga, maupun lingkungan sekitar, yang dapat mempengaruhi keberhasilan akademis.
Namun, riset membuktikan bahwa dari semua faktor yang berkaitan dengan sekolah, guru memainkan peran paling krusial. Peran guru bisa memberikan efek positif dua sampai tiga kali lipat dari faktor lain, seperti fasilitas atau ranking sekolah.
Sebagai platform edukasi berbasis teknologi, CoLearn memiliki visi untuk memberdayakan banyaknya bimbel di Indonesia, agar bisa bersaing dan lebih kompetitif di masa yang makin global dan digital. CoLearn membantu guru yang terdaftar di institusi bimbel untuk dapat terhubung dengan para murid secara online melalui aplikasi. Setiap murid bisa menanyakan materi yang masih kurang dimengerti di sekolah, kebingungan ketika mengerjakan PR, maupun persiapan untuk menghadapi ujian.
“CoLearn hadir bukan sebagai pemain atau ‘saingan’ baru. Justru kami ingin menggandeng lembaga-lembaga bimbel yang sudah ada dan bermitra bersama mereka untuk memberikan akses edukasi kepada siapa saja. Karena itu, kami memberikan fasilitas lengkap, mulai dari hardware, software, hingga infrastruktur internet, agar mereka bisa meningkatkan sistem pembelajaran melalui aplikasi online,” kata Marc Irawan, co-founder dan COO CoLearn.