Elshinta.com - Seseorang dapat mengalami kecanduan belanja. Sementara sebagian besar orang berbelanja untuk tujuan rekreasional, seorang pecandu belanja alias shopaholic bisa disebut memiliki gangguan jiwa dan memberi dampak yang cukup signifikan.
Penghasilan yang dihabiskan hanya untuk memenuhi keinginan berbelanja membuat mereka kesulitan untuk menyisihkan sebagian pendapatan untuk disimpan dan diinvestasikan.
Padahal kedua hal tersebut sangat penting untuk dilakukan untuk mencapai berbagai tujuan keuangan di masa depan. Dihimpun dari berbagai sumber, berikut ini ciri-ciri pecandu belanja:
Berlebihan
Biasanya pecandu belanja sering membeli barang tapi selalu ada beberapa barang yang belum sempat dibuka dan digunakan sehingga menjadi menumpuk.
Punya aneka warna lengkap untuk barang dari jenis yang sama. Barang yang sudah dibeli, tetapi belum sempat digunakan artinya orang tersebut telah melakukan pembelanjaan yang berlebihan dan tidak sesuai dengan kebutuhan.
Membeli barang yang tidak perlu
Orang yang gemar belanja sering melakukan pembelanjaan dengan tidak terlebih dahulu menimbang dan berpikir secara rasional. Pola pembelian berdasarkan emosi sesaat saja.
Orang seperti ini sangat rentan untuk tergoda dengan penawaran yang baru meskipun sebenarnya tidak terlalu membutuhkan barang tersebut.
Belanja karena stres
Kebiasaan melakukan pembelanjaan berlebihan seringkali dialami oleh orang-orang yang kesepian, kurang percaya diri, dan masalah mental lainnya. Aktivitas belanja yang dilakukan merupakan upaya yang dilakukan untuk mengisi kekosongan emosional yang sedang dirasakan.
Ilustrasi. Sumber foto: https://bit.ly/2UxhMxU
Gembira saat berbelanja
Orang yang gemar belanja, merasakan adrenalin yang tinggi bukan saat mereka memiliki sesuatu barang, tetapi dari tindakan pembelian yang dilakukannya.
Mereka sangat mudah merasa senang saat melihat barang yang diinginkan dan akhirnya mulai mempertimbangkan untuk membelinya. Perasaan senang saat berbelanja inilah yang akan menjadi candu atau adiktif.
Menyesal setelah membeli
Pembelian yang dilakukan secara berlebihan, di mana seseorang membeli sesuatu yang tidak terlalu dibutuhkan membuat mereka merasa menyesal setelah membeli.
Namun anehnya, mereka tidak dapat berhenti berbelanja. Hal ini bisa terjadi karena mereka tidak mengedepankan logika dan rasional saat mengambil keputusan untuk membeli.
Menyembunyikan
Biasanya akan menyembunyikan bukti transaksi mereka dan bertingkah seolah mereka memiliki cukup banyak uang untuk berbelanja. Jika seseorang sudah menyembunyikan kebiasaan berbelanja, maka bisa saja itu termasuk pertanda bahwa aktivitas yang dilakukan tersebut sudah mengorbankan kebahagiaan keluarga, orang terdekat, bahkan pekerjaan.
Gelisah
Muncul perasaan gelisah saat tidak sedang berbelanja dan menghabiskan uang untuk membeli barang. Karena terbiasa berbelanja hingga berlebihan. Bahkan ada yang rela sampai mencuri atau berbohong agar dapat terus berbelanja. Mereka tidak dapat membayar utang atau mengatur keuangan sendiri.
Ilustrasi. Sumber foto: https://bit.ly/3hkE3c2
Memiliki lebih dari satu kartu kredit
Para pecandu belanja biasanya memiliki lebih dari satu kartu kredit. Mereka sering lupa diri ketika dipakai belanja hingga menghabiskan limit kartu kredit atau memperbesar batas kredit. Parahnya lagi ada yang sampai membuka kartu kredit baru tanpa membayar tagihan yang sebelumnya.
Tidak pernah puas
Sering berjanji untuk menabung, tapi ujung-ujungnya masih belanja. Apalagi jika ada barang murah sering tak bisa menahan godaan. Mereka juga selalu merasa tidak puas dengan koleksi baju, sepatu, make up, atau barang yang sudah dimiliki.
Berbelanja adalah rutinitas
Berbelanja adalah rutinitas selain hobi dan pekerjaan. Tak jarang pekerjaan menjadi terganggu, karena sering berbelanja online. Seorang shopaholic merasa berbelanja adalah salah satu rutinitas, mungkin satu bulan bisa lebih dari 4 kali berbelanja.