Elshinta.com - Mengalami mood swing dan kram perut di awal menstruasi sebenarnya merupakan hal yang wajar bagi perempuan. Hal ini terjadi karena adanya perubahan hormon pada tubuh yang memicu tubuh untuk bereaksi selama periode awal, sebelum, atau bahkan setelah datang bulan.
Namun, tidak semua hal boleh dianggap normal. Perhatikan beberapa masalah yang juga sering terjadi saat menstruasi. Sebab, tanpa disadari, hal ini justru bisa menjadi tanda adanya penyakit pada tubuh. Gangguan menstruasi menjadi salah satu masalah kesehatan reproduksi yang banyak membuat wanita memeriksakan diri ke dokter.
Gangguan menstruasi atau menstruasi sangat umum terjadi. Tergantung pada apa jenis gangguannya, kondisi ini dapat terjadi pada pasien dari berbagai macam golongan usia. Dihimpun dari berbagai sumber, berikut ini masalah menstruasi yang tidak boleh diabaikan oleh wanita:
Terlambat menstruasi
Menstruasi yang terlambat datang bukan selalu berarti hamil. Normalnya, siklus menstruasi akan berulang selama 28-30 hari. Namun, tidak menutup kemungkinan jika wanita mengalami perubahan waktu 5-7 hari. Namun, kalau siklus menstruasi terlambat hingga jangka waktu yang lama, bisa jadi ada masalah pada tubuh.
Jadwal menstruasi yang tidak menentu
Mestruasi umumnya rutin dialami setiap bulan dengan rentang waktu yang tidak berbeda jauh. Jika tidak bisa memperkirakan jadwal menstruasi, kadang terlambat atau tiba-tiba datang, ini menandakan adanya masalah pada kelenjar tiroid di leher yang berperan sebagai pengatur hormon.
Bisa jadi, hal tersebut adalah tanda dari penyakit hipotiroidisme maupun hipertiroidisme yang menyebabkan datang bulan menjadi tidak menentu. Jadwal menstruasi yang tidak teratur bisa menjadi diakibatkan karena pikiran yang terbebani seperti stres, pola makan yang tidak sehat, atau olahraga yang berlebihan. Kalau kondisi ini terjadi selama kurang lebih tiga bulan, sebaiknya segera periksa diri ke dokter.
Ilustrasi. Sumber foto: https://bit.ly/3hTSOkU
Absen menstruasi
Pada beberapa kasus, perempuan tidak mendapatkan menstruasinya. Gangguan ini disebut juga amenorrhea. Amenorrhea primer adalah pada saat wanita tidak mendapatkan menstruasi pertama pada usia 16 tahun.
Hal ini bisa terjadi akibat masalah pada kelenjar pituitari, kelainan sejak lahir pada sistem reproduksi wanita, atau keterlambatan pubertas. Amenorrhea sekunder terjadi saat wanita berhenti mendapatkan menstruasi reguler selama enam bulan atau lebih.
Pendarahan lama
Periode datang bulan biasanya terjadi selama 5-7 hari. Pendarahan berlebih yang terjadi dalam jangka waktu lama tidak boleh diabaikan. Sebab bisa mengakibatkan kekurangan darah dan merasa lemas.
Apalagi bagi yang memiliki riwayat penyakit anemia. Selain itu, pendarahan berlebih juga merupakan gejala dari penyakit menorrhagia, masalah hormon, bahkan risiko adanya polip di rahim.
Muncul flek
Flek atau bercak kecoklatan biasanya ditemui di awal atau beberapa hari setelah menstruasi. Namun bila mengalaminya di luar jadwal menstruasi, sebaiknya segera menghubungi dokter. Bukan hanya menandakan adanya masalah, seperti penyakit radang panggul, flek juga menjadi salah satu gejala dari kanker serviks.
Ilustrasi. Sumber foto: https://bit.ly/366BnLA
Kram perut
Kram perut saat menstruasi memang menyiksa dan biasanya akan mereda beberapa jam setelahnya. Rasa sakit berlebihan yang berlangsung lebih lama disebut dengan dismenore. Rasa sakit yang dialami ketika seseorang menderita dismenore terkadang juga disertai oleh kondisi pucat, berkeringat, lemas, serta kepala terasa ringan (lightheadedness).
Selain itu, kram perut yang berlebih bisa jadi merupakan tanda dari endometriosis, yaitu jaringan yang melapisi uterus kemudian tumbuh di organ lain, sehingga menyebabkan sakit perut yang berlebihan.
Premenstrual Dysphoric Disorder
Kondisi emosional yang sering kamu alami sebelum menstruasi, Premenstrual Syndrome (PMS) memang sangat wajar terjadi karena tubuh sedang mengalami perubahan hormon. Tapi bila seorang wanita terganggu dengan mood yang naik-turun, bisa jadi tidak hanya sedang mengalami PMS.
Kondisi bad mood yang berlebihan dan tidak terkontrol dikenal juga dengan nama Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD). Gejalanya ditunjukkan dengan mood yang naik-turun, antisosial, dan tidak bisa menikmati hal yang biasanya membuat senang. Agar tidak berlanjut menjadi salah satu tahap depresi, segera konsultasi ke dokter untuk meminta solusi.
Perdarahan
Perdarahan di luar menstruasi dapat disebut juga sebagai metroragia. Pendarahan ini dapat disebabkan oleh keadaan yang bersifat hormonal atau kelainan anatomis.
Pada kelainan hormonal, terjadi gangguan poros hipotalamus-hipofise, ovarium atau indung telur, dan rangsangan estrogen dan progesteron. Kelainan ini memiliki bentuk perdarahan di luar menstruasi, bentuknya bercak, terjadi terus menerus atau berkepanjangan.
Ilustrasi. Sumber foto: https://bit.ly/2EpWmxL
Mastodinia
Bentuk gangguan sebelum menstruasi lainnya adalah mastodinia (mastalgia), yakni terasa pembengkakan dan pembesaran payudara sebelum menstruasi. Kondisi ini disebabkan oleh peningkatan estrogen sehingga terjadi retensi air dan garam.
Tetapi, perlu diperhatikan kemungkinan adanya radang payudara atau tumor payudara. Untuk mengetahui penyebab pasti ketegangan pada payudara, dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan rutin.
Mittelschmrz
Keluhan lain berkaitan dengan masa sebelum menstruasi adalah mittelschmrz berupa rasa nyeri saat ovulasi. Hal ini terjadi karena pecahnya folikel Graaf, dapat disertai perdaragan. Lama gangguan sekitar beberapa jam sampai 2-3 hari.
Sakit kepala berlebih
Sakit kepala saat menstruasi biasanya terjadi pada perempuan yang memang memiliki penyakit migrain. Bukan sakit kepala biasa, tapi sangat tersiksa dan merasakan nyeri pada kepala yang tak tertahankan. Segera minum obat untuk meredakan sakit kepala.
Namun, kalau sudah sangat mengganggu, bisa minum obat anti mual untuk meredakan pembuluh darah yang membengkak dan bikin sakit kepala tidak menyebar ke mana-mana. Ada baiknya, melakukan konsultasi pada dokter untuk mengatasinya.
Menghadapi gangguan menstruasi, tidak boleh dianggap remeh, karena akan sangat memengaruhi kondisi fisik dan mental wanita. Beberapa hal di atas mungkin sering dialami, sehingga menganggap normal terjadi. Namun kalau kondisi di atas sudah mengganggu aktivitas sehari-hari, segera periksakan diri ke dokter.