Elshinta.com - Tim E-Flash robot penjejak garis Institut Tehnologi Nasional (ITN) Malang berhasil menyabet sejumlah penghargaan di ajang Jember Line Tracer X 2020 (JLT X). Ajang yang digelar Himpunan Mahasiswa Elektro Universitas Negeri Jember tersebut, tim “biru” ITN Malang berhasil meraih Best Design yang digelar selama dua hari Sabtu-Minggu (07-08/11) yang diikuti 32 tim dari seluruh Indonesia.
“Ini merupakan capaian yang luar biasa dan patut diapresiasi,” ujar rektor ITN Malang, Dr.Ir. Kustamar, MT.
Apalagi capaian ini menjadi catatan tersendiri bagi ITN dimasa Pendemi Covid 19.
“Ini menjadi bukti ITN sangat siap untuk berkompetisi secara tehnologi dan hasilnya sangat memuaskan,” ringkasnya.
Sementara itu , Basuki Rahmat Wahyudi (ketua tim) dan Ahmad Iqbal Zajuli (anggota) meluncur secara online dari sirkuit kampus 2 ITN Malang. Total ada 3 tim robot Kampus Biru yang lolos JLT X. Selain E-Flash ada E-Dush dan E-Srikandi yang beranggotakan para mahasiswi.
"Untuk perlombaan race E-Flash hanya sampai 16 besar. Tapi, dengan lolos 16 besar akhirnya kami berhasil mendapat kategori best design," ungkap Basuki seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, El Aris, Rabu (11/11).
Sebagaimana ketentuan juri, untuk mendapatkan kategori best design maka robot harus lolos 16 besar. Sedangkan parameter yang dinilai dalam best design antara lain kerapian, inovasi dan kreatifitas, orisinalitas, serta kesesuaian dengan tema.
"Design robot kami terlihat fleksibel untuk mengikuti jalur lintasan, serta aksesorisnya menarik. Mungkin itu yang dilihat oleh juri," jelas mahasiswa Teknik Elektro semester 5 ini.
Dikatakan Basuki, untuk pertandingannya sendiri memakai sistem battle. Sesi penyisihan dua kali pertandingan untuk mencapai 16 besar. Kemudian fase knock out meloloskan delapan pemenang dan dikerucutkan menjadi empat pemenang yang akan menuju final.
"Kami diberi waktu empat menit untuk menyelesaikan lintasan. Sayangnya ketika latihan sebelum lomba robot sempat mengalami kerusakan (short sircuit dan motor penggerak rusak). Dan ketika perlombaan robot sempat keluar lintasan (line follower) dan akhirnya retry 1 kali," imbuh Basuki.
Kedepannya tim yang tergabung dalam Komunitas Robotika ITN Malang ini akan lebih mempersiapkan diri dalam mengikuti berbagai kontes.
"Seting robot atau kalibrasi perlu lebih dibenahi, karena masih ada kendala error yang mengakibatkan retry. Kami juga akan mempersiapkan sparepart cadangan apabila ada kerusakan pada robot. Semoga tahun-tahun selanjutnya bisa lebih baik," pungkasnya.