Elshinta.com - Musyawarah Nasional Luar Biasa atau Munaslub ISSI 2020 yang berlangsung pada 17 Oktober 2020 lalu di Hotel Aston Kartika Jakarta dan mengantarkan Letjen TNI (Purn) Tatang Sulaiman sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia (PB ISSI) periode 2020-2024 semakin membuat Raja Sapta Oktohari (RSO) selaku Ketua PB ISSI sebelumnya menjadi dilema.
RSO yang notabene juga menjabat sebagai Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) sejatinya sudah kehilangan mandat menyusul adanya mosi tidak percaya dari 22 Pengprov yang dideklarasikan di Bandung, Jawa barat pada 27 Juni 2020 lalu.
Namun demikian secara de facto, RSO masih memperlihatkan kepemimpinannya ditubuh PB ISSI hingga kini dimana RSO bersama dengan teamnya masih mencari dukungan dari sebagian KONI Provinsi agar tidak mengakui Munaslub ISSI 2020 yang digagas Forum Pengprov ISSI se-Indonesia.
Selain itu, RSO diduga telah melakukan aksi pembekuan terhadap pengurus provinsi (Pengprov) yang mengusung pencalonan Tatang Sulaiman sebagai Ketua umum PB ISSI yang baru. Namun demikian Koordinator Forum Pengprov ISSI se-Indonesia Djunaedi secara tegas mengatakan siap melawan tindakan RSO yang dianggap ilegal.
’’Semestinya RSO tahu dan sadar diri bahwa dia sudah tidak punya kewenangan lagi di PB ISSI sejak mosi tidak percaya 27 Juni 2020 itu. Lagi pula dia secara tertulis sudah menyatakan mundur yang berarti pada tubuh ISSI terjadi kekosongan pucuk pimpinan," ungkap Djunaedi kepada sejumlah media, termasuk Reporter Elshinta, Bayu Koosyadi, Kamis, (12/11).
Bentuk-bentuk kepanikan RSO seperti dijelaskan Djunaedi sudah tampak sejak adanya pernyataan dari salah satu pejabat negara yang menyebutkan hasil Munaslub ISSI 2020 ilegal alias tak sah karena melanggar hukum. RSO tambah Djunaedi sudah menarik organisasi ISSI ke ranah politik, semua instrumen kekuasaan dipaksa oleh RSO untuk mendukung keinginannya.
Bagi PB ISSI versi Tatang Sulaiman, RSO sudah tak mungkin lagi memimpin karena sudah menjadi Ketua Umum KOI masa bakti 2019-2023
Namun demikian dikutip dari Tempo.Co, kepengurusan baru di bawah Tatang Sulaiman tak diakui Kementerian Pemuda Olahraga Deputi Bidang Pembinaan dan Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora Chandra Bhakti mengatakan bahwa pengurus ISSI yang diketuai Raja Sapta Oktohari saat ini tak bermasalah dan masih diakui secara legal sebagai induk organisasi cabang olahraga.
“Kami tidak melihat kekosongan kepemimpinan di PB ISSI. Real-nya cabor dikoordinasikan dengan KONI Pusat. Pengakuan legalitas itu di KONI, tapi belum ada laporan dari KONI ke kami. PB ISSI saat ini baik-baik saja,” jelas Chandra belum lama ini.
Lagi pula, PB ISSI juga telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) terkait bantuan dana pelatnas Olimpiade Tokyo dengan Kemenpora pada Februari lalu. Pelatnas balap sepeda hingga kini pun masih berjalan menggunakan anggaran APBN.
Dengan demikian, meski Forum Pengprov ISSI sudah menggelar Munaslub dan menetapkan Tatang Sulaiman sebagai ketua barunya, Chandra menegaskan bahwa yang sah dan diakui Kemenpora tetap ISSI di bawah kepemimpinan Raja Sapta Oktohari.