Elshinta.com - Pada 19 November 1945 itu iring-iringan kendaraan Belanda disergap oleh pemuda Indonesia di Kabuaten Kolaka, Sulawesi Tenggara.
Satu bulan setelah Presiden Soekarno memproklamirkan kemerdekaan Indonesia, 17 September 1945 pemuda di Kabupaten Kolaka menyatakan Kolaka adalah bagian wilayah Republik Indonesia.
Mereka kemudian membentuk organisasi kelaskaran yang diberi nama PKR atau Pembela Keamanan Rakyat. Di bawah organisasi PRI, Pemuda Republik Indonesia.
Para pemuda mencoba menyebarluaskan kekuasaan Indonesia di wilayah lain di Sulawesi Tenggara, di Kendari.
PKR dipimpin oleh sekumpulan bekas serdadu KNIL yang diasingkan Jepang ke tambang-tambang nikel di Pomalaa.
Jepang sudah membuang senjata mereka ke laut supaya tidak bisa digunakan lagi, namun PKR berhasil mendapatkan senjata tersebut dengan bantuan para penyelam.
Perwakilan PRI berhasil menaikkan bendera Merah Putih di Kendari pada bulan Oktober 1945. Namun di bulan berikutnya tentara Australia bersama NICA mendarat di Kendari dan mencoba mengembalikan kekuasaan Belanda.
Belanda tidak bisa menguasai Sulawesi Tenggara dengan begitu saja, mereka bakan perlu mandapat bantuan tentara KNIL yang bertugas di Palopo untuk dikirim menolong.
Pada 19 November 1945 Belanda mengirim sejumlah serdadu dan iring-iringan kendaraan ke Pomalaa. Mereka akan menjemput bekas serdadu KNIL yang telah bergabung dengan PKR. Protes dari para pemuda yang mengganggap NICA melanggar kedaulatan Indonesia mereka abaikan.
Akhirnya PKR memutuskan menghadang iring-iringan tersebut di jalan, meski sekitar 1000 orang yang dikerahkan sebagian di antaranya masih menggunakan senjata tradisional, parang,keris dan bambu runcing.
Iring-iringan yang ternyata bertambah satu peleton tentara Jepang itu berhasil disergap oleh para pemuda. Tentara Jepang menyerah, tentara Belanda cerai berai. Dua tentara NICA tewas, dan dua tertangkap. Sementara dari pihak PKR seorang pemuda gugur dan satu luka parah.
Meski peristiwa penyergapan itu tidak sebesar Pertempuran Surabaya yang terjadi sembilan hari sebelumnya, peristiwa ini sangat terkenal dan dikenang di Kolaka, antara lain nama Kelurahan 19 November di Kecamatan Wundulako yang diambil dari tanggal peristiwa tersebut, kemudian Universitas Sembilanbelas November, Tugu 19 November.