Elshinta.com - Kelompok pecinta alam dari berbagai daerah memperingati Hari Pohon Sedunia dengan melakukan kegiatan konservasi menanam bibit pohon sekaligus mengenang almarhum pejuang lingkungan Salim Kancil di Desa Selok Awar-Awar, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Ahad (22/11).
Kegiatan bertajuk "Terus Tandur Ojok Mundur" itu digelar selama dua hari dengan dua agenda kegiatan berbeda yakni diskusi pelestarian kawasan pesisir yang digelar pada Sabtu (21/11) dan menanam pohon di lahan milik almarhum Salim Kancil yang dihadiri Bupati Lumajang Thoriqul Haq pada Ahad.
"Peringatan Hari Pohon Sedunia dilaksanakan di Desa Selok Awar-awar sebagai bentuk mengenang dan menghormati perjuangan almarhum Salim Kancil dalam usahanya merawat dan menjaga kelestarian alam," kata Koordinator Laskar Hijau A'ak Abdullah Al-Kudus di Lumajang.
Beberapa jenis pohon yang ditanam seperti mangrove, cemara laut, ketapang, nyamplung dan Baobab. Khusus untuk Baobab, bibit pohon itu didatangkan langsung oleh Laskar Hijau dari Kenya, Afrika.
"Pohon yang dikenal sebagai pohon terbesar di dunia itu jumlahnya sangat terbatas yakni dua pohon saja, sehingga ditanam di Pantai Watu Pecak dan alun-alun Lumajang. Total pohon yang ditanam sekitar 2.500 pohon," tuturnya.
Ia mengatakan seluruh kegiatan tetap memperhatikan protokol kesehatan di tengah pandemi COVID-19, sehingga peserta wajib menggunakan masker dan menjaga jarak serta harus melalui proses skrining terlebih dahulu.
"Kami undang Koordinator Sahabat Alam Indonesia Andik Saifudin dan Guru Besar Universitas Brawijaya Malang Prof. Lukman Hakim untuk memberikan motivasi kepada pecinta alam agar terus aktif dalam melestarikan alam saat diskusi sebelumnya," tuturnya mengutip Antara.
Menurutnya, kegiatan konservasi itu bukan hanya diikuti oleh keluarga almarhum Salim Kancil, namun beberapa organisasi masyarakat seperti Laskar Hijau, Gusdurian, organisasi pecinta alam serta beberapa pihak lain menginisiasi dan menyukseskan kegiatan tersebut.(Sik)