Elshinta.com - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 menyatakan sedang mengevaluasi tren penurunan jumlah testing COVID-19 saat libur panjang.
"Ini tentunya menjadi evaluasi bersama, khususnya bagi pemerintah daerah. Tren jumlah testing juga sempat menurun di hari-hari tertentu, khususnya saat hari libur," kata Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito dalam konferensi pers virtual di Kantor Presiden di Jakarta, Selasa (24/11).
"Pemerintah terus mengejar ketertinggalan pencapaian angka testing yang ditetapkan oleh WHO," ungkap Wiku.
Menurut Wiku, jumlah testing per wilayah disesuaikan dengan kepadatan populasi penduduknya. Berdasarkan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 267 juta jiwa, diperlukan pelaksanaan testing sebanyak 267 ribu orang per pekannya.
Wiku mengakui fluktuasi jumlah testing dipengaruhi oleh berbagai hal, seperti kondisi libur jumlah dan kapasitas laboratorium, tenaga kesehatan, ketersediaan reagen, dan kondisi geografis Indonesia.
"Hal ini tentu sangat kami sayangkan terlebih pandemi COVID-19 tidak mengenal hari libur. Saya meminta kepada pemerintah daerah untuk memperbaiki mekanisme operasional laboratorium melalui penambahan jumlah 'shift' laboran dengan pemberian insentif yang sepadan," tambah Wiku mengutip Antara.
Wiku mengatakan perlu adanya pemeriksaan terkait kesesuaian jenis "reagen" dengan alat testing yang digunakan.
"Sejak awal Juni 2020 hingga pekan ketiga Oktober 2020 terlihat adanya tren peningkatan testing, namun tren tersebut kemudian mengalami penurunan pada dua pekan setelahnya dan kembali meningkat hingga pekan ini, dan hampir mencapai target WHO yaitu berada di angka 86,25 persen pada pekan kedua November 2020," tambah Wiku.
Testing terus ditingkatkan hingga pekan ketiga November 2020. Testing yang dilakukan sudah mencapai sekitar 239 ribu atau 88,66 persen.(Sik)