Elshinta.com - Masa pandemi Covid-19 tidak menyurutkan semangat seniman lukis Tiyok Black Kustiono untuk menggelar pameran tunggal. Pengalaman seninya ia rintis sejak lulus dari Jurusan Pendidikan Seni Rupa di Universitas Negeri Semarang pada tahun 2000. Kala itu ia mengambil proyek Studi Komik.
"Saya membuat komik cerita Bandung Bandawasa," kata Tiyok Black, 47 tahun, Rabu (25/11) di Semarang.
Setelah lulus, Tiyok menjadi freelancer di beberapa tempat, baik sebagai desainer di garment, artist di hotel, hingga crew off air di station radio. Baru pada tahun 2004 ia ke Jakarta umtuk bergabung di ATMOCHADEMAS, milik almarhum Arswendo Atmowiloto sebagai Ilustrator majalah Anak.
"Di sanalah saya bertemu orang-orang hebat di dunia ilustrasi, Ada Mas DcDharr, Mas Sabariman Sinung, Mas Dito Sugito, Bondan, dan lainnya," ujarnya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Joko Hendrianto, Jumat (27/11).
Pada pameran tunggal dengan label Ilustramorfosa yang digelar di Tandhok Cafe, Jalan Papandayan 11 Semarang pada 15 - 27 November 2020; seniman ini memajang sekitar 30 karyanya. Cafe itu sering menjadi ajang pertemuan dan pameran para seniman di Semarang.
Beberapa karya ada yang bercerita tentang Pemilihan Walikota Surabaya di tengah pandemi Covid-19, ada juga tentang Kebun Binatang dengan gambar gajah yang imut, kisah tokoh Gundala, maupun kisah Rahwana lengkap dengan tokoh Hanuman.
Dengan goresan yang tegas, dan pewarnaan yang ceria-tajam, kekentalan sebagai ilustrator majalah anak tergambar di situ.