Elshinta.com - Dalam diskusi secara virtual atau webinar yang dimoderatori oleh Eddy Fadil Rahman, Forum Komunikasi Induk Cabor Indonesia yang diikuti oleh 15 cabor yakni PP IJBA (Jet ski), PP Persambi (Sambo), PB Porlasi (Layar), PP PTMSI (Tenis Meja), PB IPSI (Pencak Silat), PB JI (Jujitsu), PB FOPI (Petanque), PB PODSI (Dayung), PB PERSANI (Senam), PB POBSI (Biliard), PB PERBASI (Basket), PB Perkemi (Kempo), PB MPI (Modern Pentathlon), PB Pelti (Tenis Lapangan) dan PB Porgatsi (Gateball) sepakat untuk dilakukan penyempurnaan regulasi keolahragaan.
"Bahwa opini yang ada selama ini dipihak Kemenpora dukungan atas proses peningkatan prestasi olahraga Indonesia lebih cenderung dukungan kepada keikutsertaan atlet pada kegiatan multi event internasional seperti Olimpiade Asian Games, Asian Beach Games serta Sea Games. Sementara kegiatan yang single even seperti kejuaraan dunia, asia maupun regional selama ini kurang mendapat perhatian," jelas Renaldi yang selaku Sekjen PB IJBA seperti dilaporkan Reporter Elshinta, Bayu Koosyadi, Selasa (29/12).
Forum Komunikasi Induk Cabang Olahraga Indonesia mengusulkan kepada pemeintah agar dilakukan penyempurnaan regulasi keolahragaan dalam hal ini adalah perundang-undangan beserta turunannya baik regulasi menyangkut teknis keolahragaan maupun regulasi menyangkut dukungan anggaran yang memadai bagi pelaksanaan proses pembinaan prestasi olahraga nasional.
Renaldi Duyoh selaku juru bicara Forum Komunikasi Induk Cabang Olahraga Indonesia menjelaskan bahwa penyempurnaan yang dimaksud adalah selain merubah kandungan regulasinya juga menambahkan atau menyederhanakan termasuk meniadakan regulasi teknis yang dianggap berlebihan dan tidak memberikan ruang fleksibel dalam mendukung proses pembinaan prestasi olahraga.
Oleh karenanya seperti dikatakan Renaldi, Forum Komunikasi Induk Cabang Olahraga Indonesia, proses kompetisi prestasi yang sangat ketat adalah di single event sehingga hal ini perlu diluruskan agar secara keseluruhan proses peningkatan prestasi dapat seirama dengan apa yang dílakukan oleh induk cabang olahraga Indonesia.
Dilain hal lanjut Renaldi kejuaraan single event itu juga rangkain dari proses pembinaan peningkatan prestasi atlet.
Diskusi yang merupakan refleksi akhir tahun 2020 ini pada prinsipnya menindaklanjuti pernyataan Presiden Joko Widodo pada peringatan Hari Olahraga Nasional (Haornas) pada 9 September 2020 lalu.
Presiden Jokowi secara gamblang mengatakan bahwa proses peningkatan prestasi olahraga Indonesia harus dirombak total terutama pada sistim tata kelola pembinaan keolahragaan.
Namun Forum Komunikasi Induk Cabang Olahraga Indonesia melihat sejak adanya arahan Presiden Jokowi agar Kemenpora dan seluruh stake holder olahraga prestasi Indonesia melakukan rombak total sistim tata kelola pembinaan prestasi olahraga nasional ternyata belum ada gerakan nyata yang dilakukan oleh Kemenpora agar arahan tersebut dilaksanakan segera.
Sistem tata kelola pembinaan prestasi olahraga Indonesia saat ini dianggap tidak mampu memenuhi tuntutan prestasi olahraga untuk bersaing di tingkat dunia. Sementara itu di negara lainpun melaksanakan secara serius proses pembinaan para atletnya.
Hal ini menimbulkan kekhawatiran bersama bahwa pihak Kemenpora tidak mampu menangkap harapan Presiden Jokowi yang berkeinginan kuat agar proses pencapian prestasi olahraga Indonesia dapat meningkat dan bahkan menjadi pesaing kuat bagi negara-negara maju dibidang olahraga.
Dalam kesempatan diskusi yang berlangsung selama 3 jam itu, Forum Komunikasi Induk Cabang Olahraga Indonesia menyarankan agar Menpora Zainudin Amali dapat secara rutin melakukan komunikasi/pertemuan dengan seluruh induk cabang olahraga yang ada.
Selama ini induk cabang olahraga merasa kesulitan untuk melakukan audensi dengan menpora yang sebenarnya telah ada tradisi rutin dilakukan oleh beberapa menpora sebelumnya.
Hal ini dimaksud agar menpora dapat mendengar dan menerima langsung masukan-masukan dari para pengurus induk cabang olahraga dalam rangka bersinergi untuk meningkatkan prestasi olahraga Indonesia