Elshinta.com - Direktorat Jenderal (Ditjen) Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah menyiapkan enam program prioritas di sepanjang 2021, dalam rangka menjaga semangat kebudayaan agar tetap menyala di tengah situasi pandemi.
Dirjen Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid menyebutkan, enam program prioritas itu meliputi Jalur Rempah, Desa Pemajuan Kebudayaan, Repatriasi Cagar Budaya, Media Kebudayaan, Advokasi Masyarakat Adat, dan BLU Museum.
Program Jalur Rempah, dia sudah memetakannya sejak 2020. Titik jalur rempah ini akan didatangi, sehingga bisa diimplementasikan.
Jalur rempah dilakukan dengan fokus program dititikberatkan kepada rekontruksi Jalur Rempah untuk mendukung penetapannya sebagai World Heritage.
Hilmar memandang ada potensi kerjasama yang bisa diangkat lewat Jalur Rempah.
"Nantinya berlayar di tengah tahun bisa bekerjasama dengan AL untuk mengarungi titik di Indonesia. Saat ini, kita ikuti perkembangan pandemi Covid-19," tutur Hilmar dalam taklimat media secara virtual, Senin (11/1).
Ia mengatakan, untuk program Desa Pemajuan Kebudayaan juga akan dilanjutkan di tahun ini.
Program ini dimaksudkan untuk mengaktifkan ekosistem pemajuan kebudayaan masyarakat di desa dengan mengenali dan menarasikan potensi budaya desa berbasis budaya, selain itu, bertujuan menggali potensi ekosistem budaya yang dimiliki desa dari sudut pandang masyarakat atau komunitas desa itu sendiri sebagai pemilik kebudayaannya sehingga dapat dimanfaatkan untuk menyejahterakan masyarakat desa itu sendiri.
Di program kedua ini, Hilmar akan turun langsung ke 350 desa, agar bisa mengenal potensi di setiap desa.
"Ini bisa kita manfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat," tutur dia.
Kemudian program Repatriasi Cagar Budaya (CB), dirinya akan mengambil kembali koleksi museum di Belanda yang jumlahnya cukup besar.
"Kita sedang bentuk komite, tugasnya untuk meneliti koleksi museum di Belanda, agar bisa dikembalikan ke negeri ini," sebut dia.
Pemanfaatan CB lebih jauh lagi juga dapat ditemui di program Museum Nasional Indonesia (MNI) sebagai Badan Layanan Umum (BLU).
Untuk menuju BLU, setidaknya ada tiga fokus utama yang dikerjakan, yakni: Pengelolaan koleksi nasional;
Pengelolaan venue budaya; dan Pengembangan Jasa Layanan.
Sementara untuk program Media Kebudayaan, dirinya akan membuat siaran kebudayaan.
Demi menyukseskan program prioritas keempat ini, ia akan merangkul stasiun televisi hingga media YouTube.
"Nantinya ada kanal khusus juga. Tujuannya membangun narasi Indonesia," ungkapnya.
Jika di tahun-tahun sebelumnya konten budaya tidak terpola dengan baik, maka melalui Media Budaya ini diharapkan dapat terintegrasi menjadi suatu omnichannel dengan output media berbasis streaming maupun melalui sebuah laman (website).
Lebih jauh lagi melalui Media Budaya diharapkan senantiasa ada panggung bagi para pelaku seni budaya untuk dapat tampil, maupun bagi masyarakat untuk tetap dapat mengakses tontonan yang menarik dan edukatif, dalam berbagai situasi dan kondisi.
Seluruh program prioritas Ditjen Kebudayaan di tahun 2021 ini, akan kembali diselenggarakan dengan mempertimbangkan metode pelaksanaan yang bergantung dengan situasi pandemi pada nantinya.
Selanjutnya adalah program Advokasi Masyarakat Adat. Program ini bertujuan agar bisa menangani langsung sejumlah masalah masyarakat adat.
"Kita jembatani komunikasinya. Justru kehadiran adat ini bisa berkontribusi besar bagi negara ini," tutup Hilmar. program prioritas Ditjen Kebudayaan 2021 untuk jaga semangat kebudayaan di tengah pandemi
Jakarta - Direktorat Jenderal (Ditjen) Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah menyiapkan enam program prioritas di sepanjang 2021, dalam rangka menjaga semangat kebudayaan agar tetap menyala di tengah situasi pandemi.
Dirjen Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid menyebutkan, enam program prioritas itu meliputi Jalur Rempah, Desa Pemajuan Kebudayaan, Repatriasi Cagar Budaya, Media Kebudayaan, Advokasi Masyarakat Adat, dan BLU Museum.
Program Jalur Rempah, dia sudah memetakannya sejak 2020. Titik jalur rempah ini akan didatangi, sehingga bisa diimplementasikan.
Jalur rempah dilakukan dengan fokus program dititikberatkan kepada rekontruksi Jalur Rempah untuk mendukung penetapannya sebagai World Heritage.
Hilmar memandang ada potensi kerjasama yang bisa diangkat lewat Jalur Rempah.
"Nantinya berlayar di tengah tahun bisa bekerjasama dengan AL untuk mengarungi titik di Indonesia. Saat ini, kita ikuti perkembangan pandemi Covid-19," tutur Hilmar dalam taklimat media secara virtual, Senin (11/1/2021).
Ia mengatakan, untuk program Desa Pemajuan Kebudayaan juga akan dilanjutkan di tahun ini.
Program ini dimaksudkan untuk mengaktifkan ekosistem pemajuan kebudayaan masyarakat di desa dengan mengenali dan menarasikan potensi budaya desa berbasis budaya, selain itu, bertujuan menggali potensi ekosistem budaya yang dimiliki desa dari sudut pandang masyarakat atau komunitas desa itu sendiri sebagai pemilik kebudayaannya sehingga dapat dimanfaatkan untuk menyejahterakan masyarakat desa itu sendiri.
Di program kedua ini, Hilmar akan turun langsung ke 350 desa, agar bisa mengenal potensi di setiap desa.
"Ini bisa kita manfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat," tutur dia.
Kemudian program Repatriasi Cagar Budaya (CB), dirinya akan mengambil kembali koleksi museum di Belanda yang jumlahnya cukup besar.
"Kita sedang bentuk komite, tugasnya untuk meneliti koleksi museum di Belanda, agar bisa dikembalikan ke negeri ini," sebut dia.
Pemanfaatan CB lebih jauh lagi juga dapat ditemui di program Museum Nasional Indonesia (MNI) sebagai Badan Layanan Umum (BLU).
Untuk menuju BLU, setidaknya ada tiga fokus utama yang dikerjakan, yakni: Pengelolaan koleksi nasional;
Pengelolaan venue budaya; dan Pengembangan Jasa Layanan.
Sementara untuk program Media Kebudayaan, dirinya akan membuat siaran kebudayaan.
Demi menyukseskan program prioritas keempat ini, ia akan merangkul stasiun televisi hingga media YouTube.
"Nantinya ada kanal khusus juga. Tujuannya membangun narasi Indonesia," ungkapnya.
Jika di tahun-tahun sebelumnya konten budaya tidak terpola dengan baik, maka melalui Media Budaya ini diharapkan dapat terintegrasi menjadi suatu omnichannel dengan output media berbasis streaming maupun melalui sebuah laman (website).
Lebih jauh lagi melalui Media Budaya diharapkan senantiasa ada panggung bagi para pelaku seni budaya untuk dapat tampil, maupun bagi masyarakat untuk tetap dapat mengakses tontonan yang menarik dan edukatif, dalam berbagai situasi dan kondisi.
Seluruh program prioritas Ditjen Kebudayaan di tahun 2021 ini, akan kembali diselenggarakan dengan mempertimbangkan metode pelaksanaan yang bergantung dengan situasi pandemi pada nantinya.
Selanjutnya adalah program Advokasi Masyarakat Adat. Program ini bertujuan agar bisa menangani langsung sejumlah masalah masyarakat adat.
"Kita jembatani komunikasinya. Justru kehadiran adat ini bisa berkontribusi besar bagi negara ini," tutup Hilmar.