Elshinta.com - Dosen Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknik Unsoed Asmoro Widagdo memaparkan gempa bumi sering terjadi di Pulau Sulawesi belakangan menujukkan aktifnya jalur-jalur gempa sangat dipengaruhi oleh jalur gempa yang ada di dekatnya. Satu jalur patahan bergerak akan mempengaruhi gerakan selanjutnya di jalur patahan yang lainnya. Hal ini adalah bagian dari interaksi dinamika pergerakan lempeng yang menyusun Pulau Sulawesi. Gempa Mamuju terjadi setelah sebelumnya terjadi gempa di Palu, Toli-toli, dan gempa di Maluku.
Menurut Asmoro yang juga ahli Geologi Struktur Patahan Fakultas Teknik (FT) Unsoed, jalur patahan naik ini akan merupakan zona yang paling terdampak oleh gempa bumi. "Untuk itu perlu dilakukan kajian pemetaan jalur dan persebarannya untuk membantu upaya mitigasi gempa," kata Asmoro dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi elshinta.com, Minggu (17/1).
Asmoro mengingatkan, upaya mitigasi dalam jangka pendek perlu dilakukan oleh pemerintah dengan menciptakan ketenangan kepada warga yang menjadi korban gempa melalui berbagai media terutama media sosial.
"Pemerintah pusat perlu hadir dalam peristiwa ini. Kehadiran menteri diharapkan memberikan dukungan moral kepada warga terdampak agar merasa lebih tenang. Bantuan perlu disalurkan kepada korban secara cepat dan tepat sasaran. Selanjutnya warga perlu diberikan pemahaman mengenai bagaimana langkah-langkah melakukan pemulihan kehidupan mereka kepada keadaan normal. Perbaikan sarana dan prasarana umum dan pemerintahan menjadi prioritas yang harus diutamakan," tambahnya.
Asmoro juga mengatakan, kajian ilmiah geologi gempa bumi perlu dilakukan segera dengan menentukan titik-titik dimana terjadi kerusakan bangunan, gerakan tanah akibat gempa, rekahan tanah/batuan, dan kerusakan infrastruktur lainnya. Hal ini penting untuk menentukan jalur gempa akibat sesar naik dimana jalur sesar/patahannya tidak membentuk zona yang lurus seperti sesar Palu misalnya.
"Jalur Patahan naik dengan kemiringan yang umumnya landai akan membentuk zona rawan yang berkelok-kelok tidak lurus. Data-data deformasi batuan di permukaan akibat gempa tersebut akan segera hilang atau tertutup bila terjadi hujan, sehingga harus segera dipetakan," ujarnya.
Bencana tanah longsor tanah atau batuan akibat gempa darat, ucapnya memang umum terjadi, sehingga warga yang tinggal di bawah tebing atau lereng terjal perlu diberikan pemahaman untuk upaya penyelamatan diri. "Terjadinya longsor di bawah laut akibat gempa ini juga harus diwaspadai karena dapat menimbulkan ancaman tsunami," tandasnya.