Elshinta.com - Hingga tanggal 25 Januari 2019 atau tiga hari setelah banjir, BPBD Sulawesi Selatan mencatat 106 desa terdampak bencana di 61 kecamatan yang tersebar di 13 kabupaten/kota.
Sebanyak 59 orang dilaporkan meninggal, 25 orang hilang, 47 orang luka-luka, 6.596 orang terdampak, 3.481 orang mengungsi.
Banjir menyebabkan banyak sekali kerusakan di antaranya, 79 unit rumah hancur, 4.857 unit rumah terendam, 11.876 hektare sawah terendam, 10 jembatan rusak, dua pasar rusak, 12 unit fasilitas peribadatan rusak, enam fasilitas pemerintah rusak dan 22 unit sekolah rusak.
22 Januari 2010: Melepas tiga harimau Sumatera ke alam bebas di Tambling, Lampung
Wikipedia menyebut peristiwa hari ini tepat 11 tahun lalu itu merupakan pertama kalinya Indonesia melepaskan harimau ke alam bebas. Namun dua tahun sebelumnya Kompas memberitakan dua harimau dilepas ke alam bebas pada tanggal 22 Januari 2008 di tempat yang sama. Tak mengapa, bukan persoalan.
Waktu itu dalam suasana peringatan konservasi alam nasional. sebanyak tiga ekor harimau Sumatera bernama Wira, Buyung, dan Bella rencana dilepas di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan.
foto: reuter/Beawiharta-merdeka.com
Ketiga harimau itu diberi nama oleh Wakil Presiden waktu itu, Boediono, Menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM Djoko Suyanto, dan Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan di Istana Wakil Presiden,
Boediono menamai seekor harimau berumur belum genap setahun. "Yang manis saya beri nama Wira," katanya sambil mengelus-elus Wira yang kebetulan dibawa ke Istana Wapres.
Wira keturunan ketiga harimau yang memangsa manusia di Sumatera beberapa tahun lalu. Kedua harimau lainnya diberi nama Bella dan Buyung oleh Zulkifli dan Djoko.
Zulkifli menceritakan kalau sebelumnya harimau itu pernah mengamuk saat di Aceh. "Mereka sudah ditangkap dan sekarang saya ke Lampung untuk melepas mereka ke Taman Nasional Bukit Barisan Selatan," katanya.
Lebih kurang dua tahun sebelumnya pada 2008, dua ekor harimau yang juga ditangkap di Aceh kemudian dilepaskan di Tambling Wildlife Nature Concevation atau disingat TWNC.
Oleh Bupati Lampung harimau itu dinamai Pangeran dan satunya dinamai Agam oleh Menteri Kehutanan waktu itu, MS Kaban.
Pangeran umurnya 5-6 tahun dan beratnya 119 kg, sementara Agam masih umur 4 tahun dan bobotnya 74 kg.
Saat dilepas dari kandang, Pangeran langsung berlari dan menyusup ke dalam hutan, sementara Agam yang dilepas 10 menit berikutnya hanya berjalan gontai sesaat setelah pintu kandang dibuka. Namun seterusnya Agam pun menghilang masuk hutan.
Untuk memantau perkembangannya kedua harimau itu dipasangi suatu alat di lehernya. Aktivitas mereka dapat terus dimonitor melalui jaringan komunikasi satelit. Dengan alat itu bisa diketahui bagaimana kedua harimau menjalani proses adaptasi di lingkungan barunya.
Diperkirakan ada 300 harimau di seluruh hutan Sumatera, sementara yang ada di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, lebih kurang 40 ekor. (dari berbagai sumber)