Elshinta.com - Terpaparnya 170 orang reaktif swab antigen dan 8 diantaranya positif swab PCR pada yayasan Bhakti Luhur Kota Malang di duga terbawa dari luar. Penegasan itu disampaikan Walikota Malang Sutiaji yang juga Ketua Satgas Covid 19 Kota Malang.
“Dugaan awal dibawa masuk oleh pengurus yang berbelanja di luar,” ujarnya usai melalukan sidak ke Yayasan Bhakti Luhur yang melakukan PSBL dan isolasi mandiri, Rabu (3/3).
Hanya saja statusnya Orang Tanpa Gejala dan menyebar sangat cepat hingga ada 8 orang yang positif swab PCR dan menyebar ke 170 orang lainnya dari 520 penghuni yayasan di Jalan Dieng, Sukun, Kota Malang, Jawa Timur itu. Apalagi dari penjelasan pengurus yayasan selama 1 tahun terakhir sejak pandemi semua aktivitas dilakukan di dalam kampus.
“Kedatangan saya ingin melihat penerapan isolasi mandiri yang dilakukan internal yayasan dan mereka sangat siap termasuk fasilitas yang di miliki termasuk penerapan protokol kesehatan sangat ketat," ungkapnya.
Pada awak media termasuk Kontributor Elshinta, El Aris, Sutiaji memaparkan alasanya tidak membawa mereka ke RS Lapangan dan rumah isolasi semata-mata dengan alasan kemanusiaan.
“Rata-rata yang ada di dalam yayasan ini adalah anak-anak berkebutuhan khusus sehingga isolasi mandirinya juga khusus termasuk penanganannya baik itu yang mengasuh atau menangani anak-anak berkebutuhan khusus namun untuk pengawasan kesehatan ada di dokter yayasan yang nantinya akan terus dipantau Dinas Kesehatan Kota Malang,” jelasnya.
Terkait jumlah penghuni Yayasan Bhakti Luhur yang dirawat di save house, Sutiaji menyatakan ada 16 orang yang mendapat perawatan