PFI dorong spesialis penyakit tanaman bisa jadi dokter tanaman
Perhimpunan Fitopatologi saat ini tengah mendorong agar spesialis soal penyakit tanaman diakui sebagai dokter tanaman.

Elshinta.com - Perhimpunan Fitopatologi saat ini tengah mendorong agar spesialis soal penyakit tanaman diakui sebagai dokter tanaman.
“Kalau selama ini dokter manusia ada, dokter hewan ada maka sudah saatnya ada dokter tanaman yang masuk dalam profesi,” kata Prof. Dr.Ir.Ahmadi Priyatmojo M.sc selalu Sekretaris Jenderal Perhimpunan Fitopatologi Indonesia (PFI) seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, El-Aris di sela -sela seminar ilmiah internasional dan kongres PFI ke XXVI yang digelar di Universitas Brawijaya, Kota Malang.
Pengakuan profesi ini sangat penting seiring dengan perkembangan dari berbagai penyakit tanaman. “Inilah yang tengah didorong oleh para peneliti, akademisi terkait penyakit tanaman apalagi tanaman berkaitan dengan kehidupan manusia,” ujarnya.
Ahmadi memaparkan penyakit tumbuhan bisa juga berpengaruh pada kehidupan manusia. “Jika di tanaman ada penyakit tanaman atau patogen dan tanaman dikonsumsi manusia maka tidak menutup kemungkinan akan menimbulkan penyakit seperti kanker,” jelasnya seraya mengingatkan karena itulah pentingnya keberadaan dokter tanaman.
“Ini merupakan amanah dari kongres terdahulu dimana ada kewajiban untuk mensosialisasikan secara terstruktur namun untuk itu fitologi tidak bisa sendiri harus berkolaborasi dengan profesi lain,” tandas Ahmadi.
Ketua Pelaksana Kongres PFI XXVI, Dr. Ir. Mintarto Martusudiro mengungkapkan peran perhimpunan Fitopatologi sudah memberikan kontribusi yang tidak sedikit. “Penyelenggaran kongres di Jawa Timur itu sudah 4 kali, 3 kali di Malang dan 1 kali di Surabaya dan selalu di UB,” akunya.
Terkait konggres ini akan dihadiri 5 orang kaynote speaker dari luar negeri maupun dalam negeri yang merupakan pakar di bidang pitologi.
“Dan saat ini ada 160 makalah dan dihadiri 200 lebih peserta yang digelar secara online,” ujar Mintarto.