Eks kombatan GAM/KPA rayakan Milad ke-45 GAM dengan zikir dan santuni yatim piatu
Masyarakat bersama jajaran kombatan Aceh Merdeka (GAM) yang tergabung dalam Komite Peralihan Aceh (KPA) Wilayah Pase, Kabupaten Aceh Utara, mengelar zikir, doa bersama dan santunan anak yatim dalam rangka memperingati Milad GAM ke 45 tahun, Sabtu (4/12).

Elshinta.com - Masyarakat bersama jajaran kombatan Aceh Merdeka (GAM) yang tergabung dalam Komite Peralihan Aceh (KPA) Wilayah Pase, Kabupaten Aceh Utara, mengelar zikir, doa bersama dan santunan anak yatim dalam rangka memperingati Milad GAM ke 45 tahun, Sabtu (4/12).
Zikir dan doa bersama untuk memperingati hari dicetusnya GAM oleh Alm Tgk Muhammad Hasan Ditiro pada 4 Desember 1976, digelar di kantor DPW Partai Aceh di Gampong Mancang, Kecamatan Samudera Aceh Utara.
Nampak di lokasi kegiatan jajaran personil gabungan Polri dan Satpol PP melakukan penjagaan ketat untuk pengamanan dan penertiban arus lalu lintas.
Dalam kegiatan tersebut di hadiri Wakil Bupati Aceh Utara, Fauzi Yusuf, anggota DPR Aceh dan DPR Kabupaten Aceh Utara dari Partai Aceh, ratusan mantan Kombatan GAM serta sejumlah petingga GAM wilayah Pase.
Hadir sebagai penceramah dan Tausiah serta doa,Tgk Haji .Sofyan Mahdi almukaram Abon Arongan dan Waled Muhammad Yusuf dari Syamtalira Bayu.
Jhoni selaku Jurubicara GAM/KPA Daerah IV Wilayah Pase mengatakan selain zikir dan doa bersama untuk mengenang jasa syuhada, juga menyantuni puluhan anak yatim korban konflik.
"Momentum ini menjadi titik balik mengenang bagaimana pahitnya suatu perjuangan yang panjang untuk mendapat keadilan," ujarnya.
Selain itu, peringatan ini sebagai penguat menjaga perdamaian yang telah tercapai dalam perundingan MoU Helsinki di Finlandia antara GAM dengan Pemerintah Republik Indonesia (RI).
“Kami kombatan GAM dan Rakyat Aceh secara umum, mengharapkan adanya konsistensi pemerintah pusat dalam menyelesaikan persoalan Aceh yang dinilai hingga kini belum semua teralisasi sesuai yang tertuang dalam Mou Helsinki, dan sudah berjalan selama 16 tahun, jika tidak segera direaliasasi dikhawatirkan terjadi konflik baru,” terangnya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Hamdani, Sabtu (4/12).
Peringatan Milad Gerakan Aceh Merdeka adalah sebuah momentum bersejarah bagi para bekas kombatannya, "Ini adalah momentum bagi mereka untuk mengenang kembali perjuangan yang berubah setelah penandatanganan Perjanjian Damai Helsinki", tutupnya.