Elshinta.com - Banyaknya situs sejarah di berbagai daerah di Indonesia cukup menarik untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata sejarah. Kabupaten Ngawi di Jawa Timur yang memiliki banyak situs bersejarah terus berupaya untuk menjadikannya sebagai destinasi wisata sejarah yang menarik.
Bupati Ngawi, Ony Anwar Harsono mengungkapkan bahwa Pemerintah Kabupaten Ngawi ingin bisa bekerjasama dengan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) untuk mengembangkan situs-situs bersejarah menjadi destinasi wisata. Tidak dipungkiri bahwa D. I. Yogyakarta mempunyai banyak situs bersejarah yang berkembang menjadi destinasi wisata yang menarik para wisatawan untuk mengunjunginya.
"Kita tahu bahwa DIY merupakan salah satu tujuan wisata andalan Indonesia. Kami berharap kedepan bisa kerjasama, kami punya potensi sama dengan DIY, hanya bedanya kami tidak punya pantai saja. Mudah-mudahan sinergi bisa terus terjalin antara DIY dengan Ngawi,” kata Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono saat menemui kunjungan kerja Komisi A DPR DIY di Pemkab Ngawi seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Izan Raharjo, Minggu (16/1).
Ngawi yang memiliki luas 128 ribu km persegi dengan 920 ribu penduduk. Jumlah situs dan cagar budaya di Ngawi terbilang cukup banyak yakni 263 yang terdata baik bangunan, situs dan kebendaan.
Di Ngawi juga ada tempat bersejarah, diantaranya rumah kediaman Ketua BPUPK Dr KRT Radjiman Wediodiningrat yang berada di dusun Paldaplang, Desa Kauman, Kecamatan Widodaren.
"Ini bisa beri pengalaman kepada anak cucu sehingga sejarah bangsa tidak hilang, ada monumen yang bisa diceritakan kepada anak cucu," katanya.
Sesuai skala prioritas dan atensi dari Pemerintah Pusat ada sejumlah destinasi wisata sejarah yang mendapatkan perhatian seperti Benteng Van Den Bosch atau Benteng Pendem. 1830-1839 pembangunannya oleh Belanda digunakan menyimpan logistik dan benteng pertahanan. Lokasinya di tempuran Bengawan Solo dan Bengawan Madiun. Saat ini masih dalam proses restorasi, dikembalikan ke bentuk asalnya dengan dana APBN Rp 170 miliar
Ketua Komis A DPRD DIY Eko Suwanto, mengatakan Pemerintah Ngawi ke depan bisa saja bekerjasama dengan pemda DIY berkaitan dengan pengembangan destinasi wisata sejarah dan riset bersama ahli dari perguruan tinggi Yogyakarta.
Jumlah ratusan situs bersejarah di Ngawi sangat besar untuk ukuran satu kabupaten. Situs Trinil, Benteng Pendem hingga rumah dr Radjiman selama ini telah dirawat dan dikelola dana daerah.
"Peluang kerja sama DIY dan Ngawi tentang destinasi wisata sejarah maupun riset sangat besar. Kita akan segera duduk bersama Pemda se DIY untuk mendukung potensi kerja sama ini. Apalagi jika tol jogja ke solo jadi segera, tentu Jogja Ngawi akan dapat ditempuh dengan waktu yang singkat sehingga banyak hal yang bisa dikembangkan kerjasama dimasa yang akab datang, termasuk destinasi wisata sejarah" ujarnya.
Rombongan Komisi A DPRD DIY dalam kesempatan ini juga berkunjung ke rumah kediaman Ketua BPUPKI Dr KRT Radjiman Wediodiningrat di usun Paldaplang, Desa Kauman, Kecamatan Widodaren. Kunjungan ini sebagai bagian dari melengkapi pembatinan tentang sejarah, khususnya berkait tentang lahirnya Pancasila. Dr KRT Radjiman Wediodiningrat adalah Ketua BPUPK, Badan Penyidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia dibentuk pada 29 April 1945 dan dibubarkan tanggal 7 Agustus 1945.