Malam nominasi Festival Film Indonesia Tahun 2022 akan digelar di Borobudur

Elshinta.com - Malam Nominasi Festival Film Indonesia (FFI) tahun 2022 akan digelar di Candi Borobudur, Jawa Tengah pada Oktober mendatang. Komite FFI 2022 menyampaian rencana itu ke Gubernur Jateng Ganjar Pranowo sekaligus meminta dukungan dan masukan agar gelaran tersebut berjalan lancar.

"Saya atas nama Komite Festival Film Indonesia, kula nuwun atau permisi untuk menyampaikan tujuan kami terkait pelaksanaan Malam Nominasi FFI agar dapat digelar di Borobudur. Kami berharap bisa menjadi kegiatan positif juga tidak hanya bagi FFI tetapi juga masyarakat di daerah," kata Ketua Komite FFI, Reza Rahardian sesaat setelah bertemu Ganjar Pranowo di Semarang, Senin (21/2).

Borobudur dipilih karena destinasi yang sangat ikonik. Pelaksanaan di Borobudur juga menjadi awalan untuk menyentuh wilayah-wilayah serupa. Sebab selama ini malam nominasi FFI selalu digelar di gedung-gedung.

"Kalau nanti bisa kita gelar di Borobudur mungkin berikutnya kita bisa keliling ke tempat-tempat ikonik di daerah lainnya. kami dapat berkeliling ke daerah-daerah di Indonesia," ujarnya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Joko Hendrianto.

Reza menambahkan Malam Nominasi FFI juga tidak melibatkan kru sebanyak malam penghargaan sehingga masih memungkinkan digelar dalam situasi pandemi seperti ini. Yang pasti nilai Malam Nominasi FFI itu tidak kalah besar karena pada saat itulah pertama kali muncul nama-nama yang dijagokan meraih penghargaan dalam FFI.

Pemeran tokoh Aris dalam series Layangan Putus itu melanjutan, Gubernur Ganjar Pranowo memberikan masukan terkait ide membuat kegiatan-kegiatan lain yang mendukung acara malam nominasi FFI itu.

Ada beberapa alternatif kegiatan yang bisa kita lakukan. Di antaranya melibatkan seniman atau masyarakat di sekitar Borobudur atau daerah lain di Jawa Tengah. Ganjar juga mengusulkan tempat alternatif seperti Dieng apabila terjadi kendala di Borobudur. Ide-ide itu oleh Reza dan tim akan dipetakan dan dirumuskan lebih lanjut.

"Kami memang harus mempersiapkan skenario A,B, C, dan seterusnya. Kalau salah satu ada kendala kita harus mencoba yang lain, harus mencari solusinya. Senang sih bisa ngobrol panjang dengan Pak Ganjar untuk memetakan kemungkinan-kemungkinan yang bisa dilakukan seperti apa. Saya sih pasti akan merumuskan semua dengan tim, menyusun rangkaian kegiatan seperti apa dan akan berdialog lagi dengan beliau," tuturnya.