MemoRI 16 Maret

16 Maret 1963: Gunung Agung meletus merenggut ribuan jiwa

Elshinta
Penulis : Calista Aziza | Editor : Calista Aziza | Sumber : Lansir
16 Maret 1963: Gunung Agung meletus merenggut ribuan jiwa
asap gunung agung. ©2018 liputan6.com

Elshinta.com - Gunung Agung adalah salah satu gunung berapi aktif yang ada di Bali, Indonesia. Gunung Agung merupakan titik tertinggi di pulau Bali, dan mendominasi daerah sekitarnya sehingga mempengaruhi iklim terutama pola curah hujan.

Gunung Agung adalah sebuah stratovolcano, dengan kawah yang besar dan dalam. Gunung ini terakhir meletus pada 2017-2019 silam. Namun pada tahun 1963, tepatnya pada tanggal 16 Maret hari ini, gunung Agung juga mengalami puncak erupsi mematikan yang merenggut hingga ribuan korban jiwa.

Letusan pada 16 Maret tahun 1963 merupakan salah satu letusan Gunung Agung yang terbesar dan paling dahsyat dalam sejarah Indonesia.

Kehancuran letusan tahun 1963 terbukti tidak hanya dalam jumlah korban jiwa dan luka-luka, tetapi juga dampaknya yang luas ke seluruh Indonesia dan dampak iklim jangka pendek.

Letusan 1963 adalah salah satu letusan gunung berapi pertama yang memiliki dampak iklim yang berumur pendek karena sejumlah besar belerang yang disuntikkan ke atmosfer yang lebih tinggi. Perkiraan penurunan temperatur global bervariasi antara 0.1C hingga 0.4C.

Ribuan orang tewas akibat aliran lahar, tanah longsor, lahar dan awan gas mematikan pada letusan 1963 yang berlangsung hampir setahun, seperti yang dilansir dari express.co.uk.

Kronologi erupsi

Pada 18 Februari 1963, warga sekitar mendengar ledakan keras dan melihat awan membubung dari kawah Gunung Agung. Pada 24 Februari, lahar mulai mengalir menuruni lereng utara gunung, akhirnya menempuh jarak 7 km dalam 20 hari berikutnya.

Puncaknya pada 16 hingga 17 Maret, gunung berapi tersebut meletus dengan hebat, mengirimkan puing-puing sejauh 8 hingga 10 km ke udara dan menghasilkan aliran piroklastik besar-besaran. Arus ini menghancurkan banyak desa, menewaskan sekitar 1.100–1.500 orang.

Lahar dingin yang disebabkan oleh hujan lebat setelah letusan menewaskan 200 orang lagi. Letusan kedua pada 16 Mei menyebabkan aliran piroklastik yang menewaskan 200 penduduk lainnya. Letusan dan aliran kecil mengikuti dan berlangsung hampir setahun.

Sumber: merdeka.com

DISCLAIMER: Komentar yang tampil sepenuhnya menjadi tanggungjawab pengirim, dan bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi Elshinta.com. Redaksi berhak menghapus dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.

Baca Juga

 
10 Juni 1867: Yogyakarta dilanda gempa maha dahsyat Magnitudo 8
Sabtu, 10 Juni 2023 - 06:16 WIB

10 Juni 1867: Yogyakarta dilanda gempa maha dahsyat Magnitudo 8

155 tahun yang lalu, 10 Juni 1867, Yogyakarta dilanda gempa maha dahsyat. Gempa itu berkekuatan Magn...
PVMBG rekam 657 kali gempa guguran Karangetang di Kepulauan Sitaro
Kamis, 08 Juni 2023 - 15:27 WIB

PVMBG rekam 657 kali gempa guguran Karangetang di Kepulauan Sitaro

Elshinta.com, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi Kementerian ESDM...
7 Juni 2022: Gempa M 5,8 guncang Gorontalo, 9 kota atau kabupaten terdampak
Rabu, 07 Juni 2023 - 06:26 WIB

7 Juni 2022: Gempa M 5,8 guncang Gorontalo, 9 kota atau kabupaten terdampak

Guncangan gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,8 dengan kedalaman 137 kilometer yang berpusat di 0.008...
 Titik panas di Kaltim turun menjadi delapan lokasi
Selasa, 06 Juni 2023 - 23:34 WIB

 Titik panas di Kaltim turun menjadi delapan lokasi

Elshinta.com, Jumlah titik panas di Kalimantan Timur (Kaltim) hasil deteksi Badan Meteorologi, Klima...
Ratusan rumah rusak diterjang puting beliung di Kabupaten Bandung
Selasa, 06 Juni 2023 - 23:11 WIB

Ratusan rumah rusak diterjang puting beliung di Kabupaten Bandung

Elshinta.com, Sebanyak 141 rumah mengalami kerusakan akibat diterjang angin puting beliung di Kecama...
BPBD masih melakukan pendataan dampak kerusakan pascagempa M5,1
Selasa, 06 Juni 2023 - 22:36 WIB

BPBD masih melakukan pendataan dampak kerusakan pascagempa M5,1

Elshinta.com, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi menyebutkan hingga kini pihak...
BPBD Garut nyatakan gempa Sukabumi tidak sebabkan kerusakan
Selasa, 06 Juni 2023 - 22:24 WIB

BPBD Garut nyatakan gempa Sukabumi tidak sebabkan kerusakan

Elshinta.com, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Jawa Barat, menyampaikan ...
BPBD sebut karhutla di Palangka Raya diduga unsur kesengajaan
Selasa, 06 Juni 2023 - 21:55 WIB

BPBD sebut karhutla di Palangka Raya diduga unsur kesengajaan

Elshinta.com, Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di wilayah Kota Palangka Raya, Kalim...
Aktivitas Lempeng Indo-Australia picu gempa M5,1 Pantai Selatan Jabar
Selasa, 06 Juni 2023 - 17:33 WIB

Aktivitas Lempeng Indo-Australia picu gempa M5,1 Pantai Selatan Jabar

Elshinta.com, Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan aktivitas subduksi L...
5 Juni 2022: Klaten diterjang angin puting beliung
Senin, 05 Juni 2023 - 06:12 WIB

5 Juni 2022: Klaten diterjang angin puting beliung

Beberapa desa yang ada di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, diterjang angin puting beliung pada Minggu ...

InfodariAnda (IdA)