22 Maret 2014: Mantan Gubernur Sulawesi Selatan tutup usia
Prof. Dr. Ahmad Amiruddin (25 Juli 1932 – 22 Maret 2014) adalah seorang ahli kimia nuklir Indonesia yang juga merupakan mantan Rektor Universitas Hasanuddin ke–6 dari tahun 1973 hingga 1982, Gubernur Sulawesi Selatan dua periode 1983–1988 dan 1988–1993 serta Wakil Ketua MPR-RI pada 1992 hingga 1997.

Elshinta.com - Prof. Dr. Ahmad Amiruddin (25 Juli 1932 – 22 Maret 2014) adalah seorang ahli kimia nuklir Indonesia yang juga merupakan mantan Rektor Universitas Hasanuddin ke–6 dari tahun 1973 hingga 1982, Gubernur Sulawesi Selatan dua periode 1983–1988 dan 1988–1993 serta Wakil Ketua MPR-RI pada 1992 hingga 1997.
Ahmad Amiruddin lahir di sebuah kampung bernama Gilereng, Kabupaten Wajo pada 25 Juli 1932. Amiruddin lahir dari pasangan Ahmad Pabittei dan Saodah, seorang pegawai pemerintah dan guru. Tamat SD dan SMA di Sengkang, orang tuanya mengirim Amiruddin melanjutkan SMA di Bandung tahun 1947.
Tiga tahun kemudian setelah lulus SMA, ia melanjutkan studi di Institut Teknologi Bandung (ITB) sekitar tahun 1950. Karena prestasinya, Amiruddin berkesempatan menempuh pendidikan program magister dan doktoral di Universitas Kentucky, Lexington, Kentucky, Amerika Serikat.
Kiprah politik
Jenderal M. Jusuf yang saat itu menjabat Menhankam/Pangab merekomendasikan Amiruddin untuk menjadi Gubernur Sulsel. Ia menghadap langsung pada Presiden Soeharto mengusulkan agar Amiruddin diberi kesempatan memimpin Sulsel. Usulan itu diterima, penunjukan Amiruddin sebagai gubernur menuai pujian. Pasalnya, di rezim Orde Baru, sangat jarang jabatan kepala daerah bisa dijabat oleh orang sipil. Kekuasaan Orde Baru lekat dengan hegemoni militer. Hampir semua kepala daerah saat itu dijabat oleh ABRI.
Ia menjabat selama dua periode dari tahun 1983 hingga 1993, sebagai gubernur ia pertama kali yang mengenalkan Sulsel dengan konsep ekonomi kawasan. Program tri konsep pengwilayahaan komoditas, perubahan pola pikir, dan petik olah jual, dan menjadikan Sulsel sebagai pusat pertumbuhan ekonomi di kawasan timur Indonesia. Serta menjadikan Sulsel sebagai lumbung pangan nasional.
Pemindahan Kantor Gubernur Sulsel dari Jl. Jenderal Ahmad Yani di pusat kota yang sesak ke Jl. Urip Sumoharjo serta restorasi Benteng Somba Opu juga dilaksanakan ketika masa pemerintahannya.
Masalah kesehatan
Sebelum operasi bypass jantung di RS Wahidin Sudirohusodo pada Kamis, 20 Maret 2014, gubernur sempat bertemu dengan Direktur RS Wahidin Prof. Dr. Abd Kadir dan memperbincangkan kesehatan mantan rektor Unhas itu.
Namun, setelah operasi jantung, kondisi kesehatan peletak dasar ekonomi modern di Sulsel itu sempat membaik, namun sehari kemudian kondisinya terus mengalami penurunan hingga menghembuskan nafas terakhirnya di ruang ICU RS Wahidin sekitar pukul 12.30 pada usia 83 tahun.
Selain dikenal sebagai pionir dalam bidang kimia, Amiruddin pada masa kepemimpinannya sebagai gubernur Sulsel memperkenalkan konsep ekonomi modern dengan program tri konsep yakni pengwilayahan komoditas, perubahan pola pikir dan petik olah jual.
Dengan konsep tersebut, Amiruddin menanamkan visi ekonominya dan menjadikan Sulsel sebagai pusat pertumbuhan ekonomi di KTI dan sebagai daerah penyangah pangan nasional. (Berbagai sumber)