Top
Begin typing your search above and press return to search.

Pengamat pariwisata: Desa wisata jadi destinasi wisata alternatif unggulan

Tak hanya UMKM yang tahan banting ketika terjadi krisis ekonomi, Desa Wisata juga termasuk yang paling kuat ketika pandemi menghantam sektor pariwisata.

Pengamat pariwisata: Desa wisata jadi destinasi wisata alternatif unggulan
X
Sumber foto: Syahri Ruslan/elshinta.com.

Elshinta.com - Tak hanya UMKM yang tahan banting ketika terjadi krisis ekonomi, Desa Wisata juga termasuk yang paling kuat ketika pandemi menghantam sektor pariwisata. Desa Wisata pun dinilai memiliki potensi-potensi yang bisa mendorong kebangkitan perekonomian masyarakat, khususnya di desa-desa.

Munculnya desa-desa wisata di berbagai daerah belakangan ini, memberikan berkah bagi masyarakat pasca pandemi. desa wisata menjadi salah satu destinasi wisata alternatif unggulan yang dicari wisatawan di masa-masa pandemi hingga menuju endemi saat ini.

Demikian dikatakan pengamat pariwisata, Mutia Amana Nastiti saat memberikan materi Tourism Coaching Clinic, di Destinasi Wisata Khatulistiwa, Desa Sungai Rangas Tengah, Martapura Barat. Perempuan cantik yang merupakan Ketua Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI) DPD Kalsel, menyebutkan saat ini tren pariwisata sudah berubah seiring perubahan era disrupsi hingga masa pandemi.

“Tren wisata sekarang khan sudah terjadi pergeseran, jika dulunya adalah suka rombongan, namun sekarang bisa dilakukan sendiri atau bersama teman serta keluarga. Demikian pula kalau yang dulu hanya kunjungan saja, namun belakangan wisatawan lebih suka menikmati destinasi wisata lebih lama,” sebut Mutia Amana Nastiti seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Syahri Ruslan, Rabu (23/3).

Karena itulah peluang-peluang ini harus bisa dimanfaatkan para pelaku pariwisata di Banua, termasuk pengelola destinasi Wisata Khatulistiwa Desa Sungai Rangas, Kecamatan Martapura Barat, Kabupaten Banjar. Desa wisata ini adalah salah satu destinasi wisata baru yang berdiri di tahun 2019 silam dan berkembang hingga saat ini. Meskipun sebagai salah satu pendatang baru, namun kehadiran juga memberikan oase akan destinasi wisata alam yang dirindukan para wisatawan.

“Ini membuka peluang bagi desa wisata seperti Sungai Rangas Tengah ini, yang dikelola sesuai dengan syarat CHSE adalah Cleanliness, Health, Safety and Environmental Sustainability atau Pelaksanaan Kebersihan, Kesehatan, Keselamatan, dan Kelestarian Lingkungan yang merupakan panduan operasional untuk sektor Pariwisata,” ujar Mutia, memberikan semangat bagi anggota Kelompok Sadar Wisata Destinasi Wisata Khatulistiwa, Desa Sungai Rangas Tengah, Martapura Barat.

Founder Soka Travel ini, juga menjelaskan salah satu syarat utama agar bisa berkembang adalah penguatan dari segi sumber daya manusia (SDM). Jika penguatan sektor SDM dengan wawasan dan pemahaman tata kelola, termasuk kemampuan memandu wisata sudah mumpuni, maka tinggal memolesi potensi-potensi lainnya.

“Kalau kita kuat di segi SDM, barulah kita menentukan siapa pangsa pasar kita, apa yang kita jual dan promosikan, apa produk pembeda kita dengan desa wisata lainnya. Jangan pernah ragu selalu untuk belajar, termasuk dengan kawan-kawan ASPPI. Alangkah baiknya lagi salah satu anggota pokdarwis menjadi anggota ASPPI,” tambahnya.

Kepala Bidang Destinasi dan Pengembangan Objek Wisata Dinas Pariwisata Kabupaten Banjar, H.Irwan Jaya ST,MT. Menurutnya pengembangan desa wisata harus dikembangkan dengan melihat ke depannya. Termasuk sarana dan prasarana yang memudahkan para wisatawan menuju ke lokasi destinasi wisata.

“Yang tak kalah penting itu pengembangan juga harus memberikan rasa aman,nyaman dan berkesan bagi wisatawan. Aman berwisata di bantaran sungai, nyaman dalam menuju lokasi destinasi wisata, berkesan sehingga membuat wisatawan ingin mengunjungi kembali. Ini desain yang juga harus dipikirkan para pengelola termasuk Kelompok Sadar Wisata di Desa Sungai Rangas Tengah,” terang Irwan Jaya.

Di satu sisi pesan Irwan Jaya, pengelola dan Pokdarwis setempat selalu mengupgrade SDMnya dengan baik dan melek teknologi. Karena dengan memanfaatkan kemajuan teknologi di era digitalisasi sebuah destinasi wisata seperti wisata Khatulistiwa ini bisa dipasarkan melalui promosi tak berbayar di media sosial, termasuk selalu mengekspose hal-hal terbarukan di media massa.

Sumber : Radio Elshinta

Related Stories
Next Story
All Rights Reserved. Copyright @2019
Powered By Hocalwire