Elshinta.com - Minyak goreng curah sesuai harga eceran tertinggi (HET) Rp14.000 per liter belum tersedia di pasaran di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Pelaku usaha kecil terpaksa menggunakan minyak goreng kemasan meskipun perhitungan keekonomian rugi modal. Sebab ketersediaan minyak goreng kemasan saat ini melimpah di pasaran.
Salah satu pemilik angkringan di Kelurahan Mandan, Kecamatan Sukoharjo, Purwanti mengatakan, minyak goreng kemasan saat ini bisa didapatkan dengan mudah. Tetapi dengan varian harga yang tergolong mahal. Kemasan satu liter di pasar dan swalayan seharga Rp23.000. "Beli di pasar atau swalayan harganya sama, paling terpaut cuma sedikit," katanya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Deni Suryanti, Senin (28/3).
Dengan harga bahan dasar sekian, lanjutnya, cukup memberatkan pelaku usaha kecil. Sedangkan bila ingin beralih ke minyak goreng curah, tidak ada jaminan stok lancar. Bahkan sejak penetapan HET beberapa waktu lalu, stok di pasar kosong.
Purwanti menyatakan, pelaku usaha kecil harus putar otak menyiasati kondisi tersebut. Yakni dengan menaikkan harga gorengan dari Rp2.000 per tiga jenis makanan goreng menjadi Rp1.000 per biji. Selain itu, juga mengurangi jumlah dagangan agar tidak menyisakan barang jika tidak habis terjual. "Ya menggoreng secukupnya, tidak sampai numpuk. Habis goreng lagi," ujarnya.
Ia mengaku hanya menaikan harga barang dagangan yang menggunakan minyak goreng saja. Sedangkan makanan lain tidak mengalami perubahan. Rata rata pelanggan juga sudah memaklumi kondisi tersebut, karena terjadi di semua tempat.